Bandung, iNews.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menyatakan, sekitar 7 persen balita di Kota Badung masuk dalam kategori stunting.
Menurutnya, masih tingginya angka stunting di Kota Bandung ini tak lepas dari banyaknya faktor pemicu yang membutuhkan penanganan secara multisektoral.
"Itu berdasarkan data balita yang ditimbang. Sedangkan kalau data nasional yaitu 26,4 persen pada tahun 2019," kata Ahyani Raksanagara pada diskusi yang digelar Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) di Gedung Gelanggang Generasi Muda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (4/7/2022).
Masih menurut Ahyani, secara angka, stunting di Kota Bandung terus menurun. Misalnya pada tahun 2021, jumlahnya turun 1,3 persen atau sekitar 1.900 orang dari tahun sebelumnya. Sementara untuk tahun ini angkanya belum keluar.
Kendati presiden membuat target cukup signifikan untuk menekan stunting, namun akan sulit tercapai dalam beberapa tahun ini.
Ahyani menilai, perlu upaya berkelanjutan dan lintas sektoral agar tercapai zero stunting.
"Zero stunting bisa, hanya saja untuk kasus baru. Kami terus tekan lewat 1.000 hari pertama kehamilan," kata Ahyani.
Ahyani menyebut, ada beberapa variabel yang didasarkan pengukuran untuk dikatakan anak masuk kategori stunting. Sementara anak dengan postur pendek atau kecil belum tentu masuk stunting.
Ada faktor lain seperti terhambatnya tumbuh kembang dan stagnansi tubuh lainnya sehingga anak tersebut dikatakan stunting.
Menurutnya, unit terkecil yaitu keluarga memiliki peran besar mencegah stunting. Misalnya keluarga tersebut merokok atau enggak, memiliki sanitasi yang baik, juga faktor kesehatan jiwa, atau lainnya.
"Penyebabnya bukan hanya masalah makanan saja, tapi bisa juga karena masalah kesehatan," jelasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bandung, Rendiana Awangga mengatakan, kasus stunting akan sangat berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Kota Bandung.
Sehingga perlu penanganan secara serius agar generasi Kota Bandung kedepan lebih baik lagi.
"Ini adalah masalah lintas sektoral, tidak bisa disebut masalah dinas kesehatan saja. Kami juga terus memantau dan membuat kebijakan seperti menerbitkan regulasi untuk mengatasi masalah ini. Informasi yang kami dapat, APBD Kota Bandung untuk masalah stunting, penanganan sanitasi, dan lainnya sekitar Rp200 milaran," tandasnya.***
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait