BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang harus dilakukan oleh seluruh jemaah haji.
Wukuf di Arafah sendiri bersifat wajib karena merupakan puncak dari pada ibadah haji.
Jemaah haji tahun 2022 ini akan segera menjalani Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Mereka yang tidak hadir di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, maka dianggap tidak melaksanakan ibadah haji.
Sebab kata sabda Nabi Muhammad SAW:
الحج عرفة
"Inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah". (Abu Dawud, At Tirmidzi dan para perawi lainnya).
Melansir dari laman BPKH, Prof Quraish Shihab mengatakan, ada dua syarat bagi sahnya Wukuf, yaitu pertama terlaksana wukuf di wilayah Arafah.
Kedua yang melaksanakannya adalah seorang calon haji yang sah, yakni Muslim, berakal, dan berpakaian ihram.
“Waktu wukuf bermula dari saat tergelincirnya matahari,” tulis Prof Quraish Shihab dalam bukunya 'Haji dan Umroh bersama Quraish Shihab'.
Waktu wukuf juga bisa dihitung ketika masuknya waktu Zuhur 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar hari berikutnya.
Calon jamaah haji yang berada di Arafah pada masa itu, walau sekejap atau dalam kaadaan tertidur berjual beli atau bermain, atau tidak mengetahui bahwa lokasi itu Arafah, maka wukuf nya dari segi hukum dinilai sah.
“Walaupun tentunya tidak sesuai dengan tujuan wukuf yang baik,” katanya.
Melaksanakan wukuf tidak harus di kemah yang disediakan. Akan tetapi di manapun selama lokasi tersebut tidak keluar dari wilayah Arafah yang luasnya lebih kurang 10,4 km persegi.
Sementara itu, Presiden Nusantara Foundation sekaligus Pembimbing haji Nusantara USA, Imam Shamsi Ali mengatakan, selama wukuf di Arafah jamaah haji sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, tasbih, tahmid, atau beristigfar sebanyak mungkin.
"Atau juga membaca Ayat-ayat suci Alqur'an. Atau melanjutkan talbiyah yang dibaca sejak awal ihramnya," ungkapnya.
Dzikir yang paling afdhol dibaca selama wukuf adalah: "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu lahul mulku walhul hamdu wa huwa alaa kulli syaein Qadiir".
Jamaah yang sedang wukuf juga diperbolehkan untuk berbicara (yang baik-baik). Bahkan juga tidak dilarang tidur jika memang kelelahan.
Demikian seterusnya hingga menjelang terbenam matahari, para jamaah sangat dianjurkan untuk keluar dari tenda-tendanya untuk berdoa di bawah langit yang terbuka. Rasulullah SAW melakukan itu, bahkan mengangkat tangannya ke langit tinggi-tinggi.
Jika matahari terbenam (masuk waktu margib) para jamaah diperbolehkan untuk meninggalkan Aafah. Mereka tidak melakukan salat Magrib di Arafah. Tapi melakukan salat Magrib dan Isya dengan jama' qashar di Muzdalifah.
Kesimpulannya Wukuf di Arafah adalah salah satu dari rukun haji yang terpenting. Bahkan orang yang sakit keras pun jika sudah dalam keadaan ihram, wajib dibawa atau dihadirkan di Arafah walau sekejap.***
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait