JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Kondisi Bumi makin mengkhawatirkan. Selain usianya yang sudah tua mencapai 4,5 miliar tahun, Bumi rusak karena kenaikan suhu global imbas banyaknya hutan yang digunduli dan polusi kendaran yang makin merajalela.
Maka dari itu, para astronom berjuang mencari planet baru yang layak dihuni oleh manusia. Penemuan itu pun membuahkan hasil, astronom menemukan planet yang dekat dengan bintang katai putih.
Planet yang berjarak sekitar 117 tahun cahaya ini diperkirakan memiliki cukup banyak air yang akan mendukung kehidupan manusia di dalamnya. Planet yang belum memiliki nama tersebut juga terdeteksi di zona layak huni.
Zona layak huni adalah pita di sekitar bintang di mana banyaknya air di planet itu yang akan mendukung kehidupan. Zona ini juga sering disebut sebagai zona Goldilocks, karena jika planet terlalu dekat dengan bintang akan menjadi terlalu panas dan jika terlalu jauh akan terlalu dingin.
Namun di planet baru itu, kondisinya tidak terlalu dingin atau terlalu panas sehingga layak untuk menopang kehidupan manusia.
Penelitian tersebut sudah diterbitkan dalam pemberitahuan bulanan Royal Astronomical Society. Pemimpin penelitian, Prof Jay Farihi dari University College London mengatakan, pengamatan itu benar-benar baru bagi para astronom.
"Ini pertama kalinya sesuatu terlihat di zona layak huni katai putih. Dengan demikian, ada kemungkinan kehidupan di dunia lain yang mengorbitnya," ungkap Prof Jay, kepada BBC News.
Di saat kondisi alam semesta mati, bintang yang sangat besar akan menjadi lubang hitam, sedangkan yang lebih kecil seperti matahari akan menjadi katai putih.
Katai putih merupakan bintang yang telah menggunakan semua bahan bakar nuklirnya dan kehilangan lapisan luarnya. Ukurannya seukuran planet dan memancarkan cahaya putih kebiruan saat pertama kali terbentuk.
Kemungkinan planet yang berjarak 117 tahun cahaya dari Bumi ini diperkirakan 60 kali lebih dekat ke bintang daripada jarak Bumi ke matahari.
Sayangnya, tim peneliti belum memiliki bukti langsung tentang keberadaan planet tersebut. Namun pergerakan 65 struktur seukuran Bulan yang mengorbitnya, menunjukkan bahwa planet baru yang layak huni itu benar-benar ada.
Jarak struktur dalam hubungannya satu sama lain yang tidak berubah pun menunjukka, bahwa mereka berada di bawah pengaruh gravitasi planet di sekitarnya.
“Sungguh mengejutkan kami, gerakannya sangat tepat sebagai planet," kata Prof Jay.
Kini, Prof Jay bersama astronom lainnya pun berusaha lebih keras lagi untuk menemukan bukti lain dari planet tersebut, sehingga benar-benar layak dihuni manusia.
"Ini menjadi pemicu bagi para astronom untuk secara aktif mencari bukti langsung adanya planet di sekitar katai putih," pungkasnya.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait