BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Pecinta nasi goreng pasti sudah hatam rasanya bagaimana ketika disantap saat lapar pada malam hari. Terlebih bagi anak kost maupun keluarga yang kebetulan tidak ada stok makanan menjadikan nasi goreng menu utama makan malam.
Nasi goreng yang dijajakan menggunakan gerobak terkadang menjadi jawaban tepat saat lapar melanda. Apalagi perut keroncongan tersebut datang di malam hari dan malas untuk keluar.
Pernahkah terbesit dipikiran mengapa penjual nasi goreng kebanyakan laki-laki?
Dinukil dari Quora, mencari nafkah memang kewajiban seorang suami (laki-laki). Namun ada alasan lain mengapa kebanyakan laki-laki yang menjadi tukang nasi goreng gerobak.
Pasalnya butuh tenaga besar untuk mendorong gerobak dan itu sangat pas dengan laki-laki. Kemudian, nasi goreng gerobak biasanya tidak menetap di satu tempat.
Mereka sering berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menjemput pembeli. Terkadang itu mereka lakukan juga di komplek.
Kendati demikian, bukan berarti perempuan tidak kuat serta tidak sanggup melakukan itu. Hanya saja, mendorong gerobak dari rumah ke tempat tujuan serta pulang kembali tentu hal tersebut cukup berat apabila dilakukan oleh perempuan.
Selain itu, ketika pesanan banyak, dia harus mempunyai stamina lebih, dan siap menggoreng dalam jumlah yang banyak sekaligus yang mana ini membutuhkan tenaga lebih besar.
Kemudian, kebanyakan penjual nasi goreng berkeliling di malam hari. Bagi perempuan, hal itu tentu dikhawatirkan bakal berisiko.
Mengingat tindak kriminalitas kerap terjadi, terlebih pada malam hari seperti pelecehan seksual, perampokan, serta sebagainya. Tentu hal itu tidak aman bagi perempuan yang dominan mempunyai sisi lemah lembut.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait