BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemprov Jawa Barat tak ingin ketinggalan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Peran Pemprov Jabar dalam memecahkan berbagai tantangan yang akan dihadapi akan dikemas lewat kegiatan West Java Development Forum (WJDF).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, publik akan turut dilibatkan dalam perencanaan pembangunan Indonesia Emas 2045 melalui WJDF. Diharapkan, WJDF bisa mengakselerasi pembangunan jangka panjang, sesuai kebutuhan dan berujung mewujudkan Indonesia Emas nanti.
“Indonesia menjadi negara yang maju dengan sumber daya manusia (SDM) unggul dan mampu bersaing secara global. Tentunya dengan didukung dengan pemerataan pembangunan,” kata Iendra dalam Jabar Punya Informasi (Japri), Jumat (29/7/2023).
Menurut Iendra, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) hasil WJDF ini nantinya akan disampaikan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk ditindaklanjuti.
“Secara target, waktu draft RPJP harus selesai di Desember tahun ini. Oleh sebab itu kita perlu percepatan, dengan berbagai diskusi dengan tema di setiap focus group discussion (FGD). Semuanya dikemas dalam West Java Development Forum,” ujarnya.
Bila tidak ada aral melintang, lanjut Iendra, WJDF akan dimulai pada Senin (31/7/2023) pekan depan dengan dibuka oleh Gubernur Ridwan Kamil. Seluruh aspek terkait percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan dibahas bersama, guna menghadapi tantangan masa depan.
“Yang dibahas nanti, berbagai aspek. Sosial, ekonomi, lingkungan, birokrasi serta politik. Kami berupaya semua masyarakat terlibat, dengan berbagai metode. Metode elektronik, langsung ke lapangan, metode diskusi formal. Semua kita upayakan. Terakhir nanti pada pembahasan dengan legislatif, untuk menjadi Perda. Itu final, nanti di 2025,” ucapnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Arief Anshory Yusuf mengatakan, sejatinya pembangunan jangan terpaku hanya pada pertumbuhan ekonomi. Sebab, banyak indikator yang harus menjadi acuan. Sebab menurutnya, kadar pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta memberi imbas positif terhadap masyarakat.
“Padahal itu hanya satu, dari banyak sekali indikator. Hal mendasar, seperti social development harus dimonitor terus-menerus. Yang penting bukan pertumbuhan ekonominya, kalau tidak dinikmati oleh orang lain,” kata dia.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait