BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang menakutkan. Bahkan saking ngerinya banyak orang yang menyebut hipertensi sebagai silent killer.
Dalam setahun, tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh jutaan orang. Oleh karenanya, sejumlah langkah dilakukan untuk mencegah hipertensi.
Studi terbaru mengungkapkan, hipertensi pada orang lanjut usia (lansia) bisa dicegah dengan cara berjalan kaki 3.000 langkah per hari secara signifikan. Studi tersebut diterbitkan dalam Journal of Cardiovascular Development and Disease.
Dikutip dari laman Times of India, Sabtu (30/9/2023), studi tersebut menyoroti salah satu olahraga termudah yang terbukti mempunyai dampak luar biasa pada kesehatan individu secara keseluruhan.
Beberapa penelitian sudah meneliti dampak berjalan kaki setiap hari. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui apakah lansia penderita hipertensi bisa memperoleh manfaat ini dengan meningkatkan aktivitas jalan kaki setiap hari.
Penelitian itu berfokus pada sekelompok orang lansia yang tidak banyak bergerak antara usia 68 dan 78 tahun yang berjalan rata-rata sekitar 4.000 langkah per hari sebelum penelitian.
Setelah berkonsultasi dengan penelitian yang ada, 3.000 langkah adalah tujuan yang masuk akal. Hal ini juga bakal membuat sebagian besar peserta melakukan 7.000 langkah setiap hari, sejalan dengan rekomendasi American College of Sports Medicine.
Tim melakukan penelitian pada masa puncak pandemi Covid-19, yang berarti mereka harus melakukan segala sesuatunya dari jarak jauh.
Para peneliti mengirimkan kepada para partisipan sebuah peralatan yang berisi pedometer, monitor tekanan darah, dan buku harian langkah supaya para partisipan bisa mencatat seberapa banyak mereka berjalan setiap hari.
Rata-rata, tekanan darah sistolik serta diastolik peserta menurun masing-masing rata-rata tujuh dan empat poin usai intervensi.
"Sangat menarik bahwa intervensi gaya hidup sederhana bisa sama efektifnya dengan olahraga terstruktur dan beberapa pengobatan," ungkap Elizabeth C. Lefferts, penulis utama studi itu.
Temuan tersebut menunjukan bahwa 3.000 langkah yang dicapai para peserta dalam penelitian ini setara dengan pengurangan yang terlihat pada obat anti-hipertensi. Delapan dari 21 peserta telah menjalani pengobatan antihipertensi.
Para peserta masih melihat peningkatan tekanan darah sistolik lantaran peningkatan aktivitas harian mereka.
Dalam penelitian sebelumnya ditemukan, ketika olahraga dikombinasikan dengan pengobatan bakal meningkatkan efek dari pengobatan tekanan darah saja. Ini menunjukan pentingnya olahraga sebagai terapi anti-hipertensi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait