Mitos Telaga Remis, Wisata Alam Kuningan yang Berasal dari Air Mata Pangeran Keraton

Wafa Amatullah/Mg6
Mitos Telaga Remis, wisata alam Kuningan yang berasal dari air mata Pangeran Keraton. Foto: Ist

KUNINGAN, iNewsBandungRaya.id - Mitos Telaga Remis yang sedikit orang tahu. Nama Telaga Remis diambil dari dua kata yaitu telaga dan remis.

Telaga berasal dari bahasa Sunda yaitu danau sedangkan remis adalah sejenis kerang berwarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga dan disebut remis oleh masyarakat sekitar. 

Suasana asri bercampur dengan udara yang sejuk membuat Telaga Remis selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Namun disisi lain, siapa sangka jika terdapat mitos yang menceritakan awal terbentuknya telaga ini. Begini penjelasannya. 

Mitos Telaga Remis

Telaga Remis adalah destinasi wisata alam yang populer di Jawa Barat. Terletak di desa Kaduela Kuningan, kecamatan Mandirancan, kota Kuningan, Telaga Remis dikelilingi oleh kehijauan alam dan pemandangan yang menenangkan.

Air danau yang sejuk dan tenang menciptakan suasana yang cocok untuk bersantai dan menikmati keindahan alam. Namun, di balik pemandangan indah ini, terdapat mitos yang memberikan kedalaman dan makna dari tempat ini.

Menurut mitos yang beredar, Telaga Remis dikaitkan dengan air mata Pangeran Keraton Cirebon. Konon, air mata Pangeran Keraton Cirebon yang jatuh saat tengah merasakan duka dan kesedihan setelah peperangan panjang menjadi sumber terbentuknya telaga ini.

Dahulu Keraton Cirebon yang dipimpin oleh Sultan Matangaji menolak untuk memberi upeti kepada Kerajaan Mataram. Sehingga diutuslah Pangeran Salingsingan dan anak buahnya. Namun sebelum sampai tujuan, rombongan ini bertemu dengan kelompok Pangeran Purbaya dari Mataram yang ingin menagih upeti. 

Hingga akhirnya perang pun tak terelakkan. Bertempat di kaki Gunung Slamet, Pangeran Salingsingan ternyata tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Purbaya dan pasukannya. Hal ini yang membuatnya mundur dan mengirim pesan kepada Sultan Matangaji.

Mendengar keadaan itu, sultan mengutus menantunya yang sakti menuju medan perang. Hal ini tidak ditolak oleh Elang Sutajaya. Demi membantu saudara-saudaranya yang tengah terdesak, dirinya berangkat membantu Pangeran Salingsingan dan memenangkan peperangan.

Sampai ditujuan, Elang Sutajaya mencari Pangeran Purbaya sebagai musuh utama. Dirinya menggunakan keris sebagai senjata dan ilmu sakti untuk mengalahkan sang utusan dari Kerajaan Mataram itu. Keris yang menjadi senjata Elang pun berhasil menghunus badan Purabaya hingga terbelah menjadi dua.

Merasa kalah, Pangeran Purbaya meminta belas kasih kepada Elang Sutajaya untuk diampuni. Dirinya merasa hanya orang biasa yang beragama islam. Namun Elang Sutajaya tak bergeming. Ia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah muslim yang baik. Karena tidak ada muslim yang melakukan kekerasan termasuk memulai peperangan sampai membunuh.

Mendengar nasihat yang keluar dari Elang Sutajaya, air mata Pangeran Salingsingan pun jatuh tanpa henti. Hingga air matanya membentuk sebuah Telaga Remis. Sedangkan Pangeran Purabaya berubah wujud menjadi seekor Bulus atau kura-kura. Bulus tersebut diberi nama Si Mendung Purbaya.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network