BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing. Salah satunya pada industri TPT yang merupakan industri padat karya berorientasi ekspor.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian, Masrokhan mengatakan saat ini jumlah tenaga kerja di sektor TPT mencapai 3,9 juta orang atau hampir 20% dari total tenaga kerja sektor industri, sehingga produktivitas dan daya saing tenaga kerjanya akan sangat mempengaruhi produktivitas dan daya saing industri TPT.
Maka dari itu, Pembangunan SDM industri menjadi prioritas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing, melalui pendidikan vokasi.
”Salah satunya melalui Politeknik STTT Bandung, Pendidikan Tinggi Vokasi di bidang Tekstil dan Produk Tekstil, untuk jenjang Sarjana Terapan dan Magister Terapan.” ujar Masrokhan pada Wisuda Politeknik STTT Bandung tahun 2023 di Bandung, Sabtu (25/11/2023).
Penyelenggaraan pendidikan vokasi tersebut bertujuan sepenuhnya untuk memastikan ketersediaan SDM kompeten yang sesuai dengan kebutuhan industri.
”Oleh sebab itu, link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha industri menjadi suatu keharusan, mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penempatan kerja lulusan.” jelas Masrokhan.
Pada tahun 2023, Politeknik STTT Bandung melahirkan 309 lulusan terdiri dari Program Studi Magister Terapan RTA sebanyak 7 orang, Program Studi Teknik Tekstil sebanyak 91 orang, Program Studi Kimia Tekstil sebanyak 86 orang, Program Studi Produksi Garmen sebanyak 56 orang, Program Studi Produksi Garmen Konsentrasi Fashion Design sebanyak 38 orang dan Program Pendidikan 1 tahun Kerjasama Industri sebanyak 30 orang.
Politeknik STTT Bandung sebagai Politeknik dengan spesialisasi di bidang tekstil memiliki potensi utama menghasilkan SDM industri bidang tekstil dalam jenjang sarjana terapan dan magister terapan.
Disamping itu, kebutuhan akan SDM Industri di bidang tekstil dan garmen, belum sepenuhnya dapat terpenuhi oleh lulusan dari Politeknik STTT Bandung.
”Hal ini karena jumlah lulusan Politeknik STTT yang terbatas , sesuai dengan kapasitas mahasiswa setiap tahun nya, padahal kebutuhan lulusan sebesar 500 orang.” kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), Emmy Suryandari.
“Kami mengharapkan para lulusan ini mengisi jabatan penting di industri tekstil sebagai supervisor di industri tekstil. Kedepan, kami mengharapkan Politeknik STTT Bandung dapat meningkatkan kapasitas siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri, tambah Emmy.
Direktur Politeknik STTT Bandung, Tina Martina mengatakan jumlah lulusan tepat waktu Politeknik STTT Bandung rata-rata untuk semua strata adalah 91,78 % dengan implementasi sistem pendidikan dual system pada Program Sarjana terapan dan Program Pendidikan 1 tahun Kerjasama Industri, serta 100% lulusan dengan waktu tunggu lulusan kurang dari 7 bulan, yang artinya target dari TAPKIN 2022 untuk penyerapan lulusan tercapai.
”Dengan semangat yang tinggi, pada tahun ini, sebanyak 137 lulusan atau sebanyak 44,50 % lulusan mendapatkan predikat dengan pujian yang terdiri dari 2 lulusan dari prodi Magister Terapan RTA, 48 lulusan dari Prodi Teknik Tekstil, 42 lulusan dari Prodi Kimia Tekstil, 21 lulusan dari Prodi Produksi Garmen, dan 24 lulusan dari Prodi Produksi Garmen Konsentrasi Fashion Design,” ucap Tina Martina.
Politeknik STTT Bandung telah banyak menjalin kerja sama dengan industri melalui keterserapan lulusannya, dan pada acara Wisuda Politeknik STTT Bandung Tahun 2023 diberikan pula penghargaan kepada mitra industri sebagai apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait