BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Operasi pasar yang dikemas dalam Gelar Pangan Murah (GPM) oleh Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang telah digelar di beberapa wilayah belum berdampak terhadap harga kebutuhan pokok.
Pasalnya harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional yang ada di KBB masih tinggi dan belum ada tanda-tanda akan turun. Sejumlah komoditi yang harganya masih jadi primadona seperti cabai rawit merah, cabai merah kriting, cabai tanjung, dan juga beras.
Berdasarkan pantauan Inews.Id di Pasar Padalarang harga cabai rawit merah/cengek domba dijual Rp100.000/kg dari harga normal Rp60.000/kg. Kemudian cabai tanjung harga jualnya Rp100.000/kg, sementara cabai merah keriting dijual Rp80.000/kg dari asalnya Rp70.000/kg.
Salah seorang penjual sayuran, Sumiyati (47) mengaku kenaikan harga-harga sayuran terutama jenis-jenis cabai sudah terjadi lebih dari dua pekan. Akibat naiknya harga komoditas yang merupakan kebutuhan harian, daya beli masyarakat jadi turun.
Dirinya juga tidak mau menyediakan stok terlalu banyak karena khawatirnya barang tidak laku dan busuk. Apalagi dengan kondisi cuaca ekstrem yang hujan terus menerus, komoditas sayuran terutama cabai akan cepat membusuk.
"Sekarang paling yang biasa beli satu kilo beli seperempat, atau yang biasa beli seperempat jadi satu ons. Makanya kalau normal sehari bisa habis 7 kg sekarang punya stok 4 kg belum tentu habis," ucapnya saat ditemui, Selasa 28 November 2023.
Hal yang sama juga diakui oleh Hani (40) pedagang sayuran di Pasar Panorama Lembang. Sejak adanya kenaikan harga untuk komoditas cabai rawit merah dan cabai tanjung dalam sebulan terakhir, pembeli yang datang turun drastis. Sekarang untuk cabai rawit merah dijual antara Rp100.000 sampai Rp110.000/kg.
"Ini kenaikannya bertahap dalam sebulan, buat pedagang ya rugi, karena modal nambah, tapi keuntungan tetap," keluhnya.
Sedangkan untuk harga beras saat ini yang termurah dijual Rp12.800/kg dan yang termahal Rp14.500/kg. Harga itu sudah mengalami kenaikan sejak beberapa bulan dan belum mengalami penurunan.
Akibatnya pedagang juga mengurangi stok di toko karena jumlah pembeli juga mengalami penurunan, dari asalnya 5 ton jadi hanya 3 ton.
"Kalau normal harga yang paling bagus Rp13.000/kg dan yang murah Rp11.000/kg. Sekarang kalau pelanggan rumahan gak ada yang beli karungan, paling beli 5-10 kg. Paling parah kalau lagi musim bansos dibagikan, penjualan bisa drop sampai 40%," kata pedagang beras di Pasar Padalarang, Kris (25).
Seperti diketahui harga kebutuhan pokok di masyarakat yang masih tinggi menyebabkan Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi daerah dengan angka inflasi di peringkat pertama dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat di bulan November 2023.
Kondisi tersebut mendapatkan perhatian serius dari Mendagri Tito Karnavian yang menyebutkan nama Kabupaten Bandung Barat dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi 2023 secara zoom seluruh kepala daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota, yang dipimpin oleh Mendagri dan dihadiri Menaker serta BPS. Senin 20 November 2023.
"Ini harus jadi atensi, untuk wilayah di pulau Jawa dengan angka inflasi tinggi di Jawa Barat ada Bandung Barat, kemudian ada juga Blora, Semarang, Gunung Kidul, Blitar, Kebumen, Serang, Pasuruan, dan Tegal," sebut Tito saat zoom Senin 20 November 2023. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait