BANDUNG, iNews.BandungRaya.id - Ratusan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) menggelar aksi solidaritas atas peristiwa kekerasan terhadap relawan di Sleman, Yogyakarta dan Boyolali, Jawa Tengah. Aksi bertajuk "Seribu Lilin untuk Hak Asasi Manusia, Duka Sleman dan Boyolali" itu digelar di Sekretariat Tim Pemenangan Daerah (TPD) Jabar, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Sabtu (6/1/2024) malam.
Hadir 200 ketua relawan, pendukung, dan simpatisan Ganjar-Mahfud, calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 se-Jawa Barat.
Dalam aksi yang digelar pukul 19.30 WIB itu, para relawan menyalakan lilin dan menggenggam setangkai bunga di tangan. Mereka berbaris di depan Sekretariat TPD Ganjar-Mahfud Jabar. Lagu Darah Juang diputar selama aksi berlangsung. Para relawan bergantian berorasi.
Para relawan mnyerukan untuk tidak gentar terhadap aksi kekerasan yang dilakukan aparat. Para relawan menilai aksi kekerasan aparat itu indikasi Orde Baru bakal bangkit kembali jika rakyat salah memilih pemimpin.
Karena itu, relawan tidak mundur sejengkal pun dan akan berjuang sekuat tenaga guna meyakinkan rakyat untuk memilih Ganjar-Mahfud. Setelah perwakilan relawan berorasi, acara ditutup dengan pembacaan puisi Wiji Tukul berjudul "Satu Kata Lawan" dan doa bersama.
Diketahui, Muhandi Mawanto (22), relawan Ganjar-Mahfud, tewas dianiaya pendukung pasangan capres-cawapres lain pada Minggu (24/12/2023) di Simpang Tiga Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Sedangkan di Boyolali, Jawa Tengah, empat relawan Ganjar-Mahfud luka parah dan dirawat di rumah sakit akibat dianiaya sejumlah aparat TNI AD di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali pada Sabtu 30 Desember 2023.
Direktorat Relawan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Jabar Budi Hermansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan aksi solidaritas nasional yang diserukan oleh Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD terhadap relawan yang menjadi korban kekerasan politik baik di Boyolali maupun Sleman.
"Terutama ada saudara kami yang meninggal di Sleman. Kami melihat bahwa ini bukan sebuah tindak kriminal kekerasan biasa. Tapi ini kekerasan politik dalam proses berdemokrasi. Ini sudah barang tentu tidak sehat dan mencedarai rasa berdemokrasi," kata Budi Hermansyah.
Para relawan Ganjar-Mahfud, ujar Budi Hermansyah, akan terus mengangkat isu ini dan akan menjadikan spirit perjuangan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
"Kami akan menjadikan ini persoalan hukum. Itu sudah dilakukan oleh teman-teman kami di TPN dan mengadukannya ke Komnas HAM. Kenapa ke Komnas HAM, karena ini kekerasan politik, bukan kekerasan kriminal biasa," ujar Budi Hermansyah.
"Kasus kekerasan terhadap relawan Ganjar-Mahfud itu harus menjadi cambuk, kita tidak boleh takut, merasa terimidasi, apalagi menyerah. Tapi kita harus sebaliknya. Ini harus membangkitkan semangat perlawanan kita untuk memenangkan Ganjar-Mahfud di Jawa Barat," tuturnya.
Ketua pelaksana kegiatan Irfan Khairullah mengatakan, penyalaan lilin dalam aksi solidaritas ini karena simbol sebuah harapan. Pelanggaran HAM dan demokrasi akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud.
"Bunga adalah simbol ibu-ibu yang kehilangan anaknya. Kalau kita bicara generasi emas, salah satu generasi emas Indonesia telah tewas dan tidak mungkin kembali nyawanya," kata Irfan Khairullah.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait