BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Calon wali kota Bandung, Muhammad Farhan, memastikan keberadaan pasar tradisional sangat penting. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tempat bertemunya penjual dan pembeli itupun berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini disampaikan Farhan saat bertemu para pedagang Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung, Kamis (10/10/2024). Dalam kesempatan itu, Farhan menerima banyak keluhan dari pedagang terutama terkait revitalisasi pasar tersebut yang sudah mangkrak bertahun-tahun.
Farhan menjelaskan, pihaknya akan sangat memperhatikan pasar tradisional jika ditakdirkan memimpin Kota Bandung. Salah satunya dengan melibatkan pedagang dalam setiap revitalisasi yang dilakukan.
Dia menilai, perbaikan fisik pasar tradisional jangan dilakukan sepihak, melainkan harus berdasarkan usulan dari para pedagang. "Solusinya harus duduk bersama," katanya.
Bahkan, Farhan menegaskan, setiap revitalisasi pasar tradisional harus mengutamakan kepentingan pedagang. "Yang harus dipikirkan kepentingan pedagang dulu. Apakah desainnya (bangunan pasar) diubah, peruntukannya, sesuai dengan kebutuhan pedagang?" jelasnya.
Jangan sampai, lanjut dia, pembangunan fisik yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan pedagang sehingga berdampak terhadap sepinya pembeli.
"Kan ini para pengelola pasar menjual ruang, properti. Lalu para pedagang pasar menjual barang ke konsumen, jadi harus matching," katanya.
Selain itu, lanjut Farhan, keberadaan pasar tradisional yang sudah direvitalisasi harus menguntungkan pedagang. Bahkan, menurutnya tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun akan diserahkan ke pedagang selama tidak melanggar aturan.
"Pasar bisa saja swakelola, dikelola oleh para penghuni pasarnya. Saya berusaha memahami situasi dan perasaan pedagang. Tinggal nanti kita temukan perubahan aturannya," kata dia.
Perwakilan pedagang, Dudeng, mengeluhkan mangkraknya revitalisasi Pasar Cihaurgeulis yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung sejak 2017 lalu. Selain karena pembeli yang menjadi berkurang, hingga saat ini para pedagang pun masih berjualan di tempat sementara.
"Sejak 2017, kata wali kota, kata PD Pasar, setelah selesai direvitalisasi, pedagang akan menempati tempat baru. Pada kenyataannya sampai sekarang tidak bisa, masih mandek. Alasannya anggarannya, begini, begitu," kata dia.
Selain itu, pihaknya pun mengeluhkan desain bangunan baru yang dianggap menyulitkan pedagang terutama yang masuk kategori basahan (pedagang daging segar dan hasil pertanian). "Akibat PD. Pasar tidak melibatkan pedagang saat dulu membangun pasar," katanya.
Dudeng pun mengeluhkan tingginya retribusi pasca revitalisasi pasar. "Padahal sekarang kami berjualan di tempat sederhana (pasar sementara). Sampah juga berserakan," katanya.
Untuk diketahui, hingga saat ini bangunan utama Pasar Cihaurgeulis belum digunakan meski telah direvitalisasi sejak 2017 lalu. Sekitar 800 pedagang terpaksa menempati bangunan sementara yang lokasinya berada di depan bangunan utama. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait