BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi digulirkan dengan menyasar kelompok rentan guna menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan serta ekonomi lokal. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Cellica Nurrachadiana, saat mensosialisasikan program tersebut kepada warga Kabupaten Karawang, Rabu (13/5/2025).
Cellica menegaskan bahwa sasaran utama dari Program MBG adalah balita, anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui—kelompok yang paling rentan terhadap kekurangan gizi. “Program ini hadir untuk menjamin kecukupan asupan gizi harian bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu,” jelasnya.
Tekan Stunting, Perkuat Generasi Masa Depan
Angka stunting yang masih tinggi di Indonesia menjadi dasar kuat hadirnya program MBG. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi stunting nasional masih berada di angka 21,6%, jauh dari target WHO sebesar 14%.
Cellica menyebut bahwa MBG merupakan bentuk intervensi nyata dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi tersebut. “Yang dulu kita kenal dengan istilah 4 Sehat 5 Sempurna, kini bertransformasi menjadi konsep Makan Bergizi Seimbang. Ini bukan hanya soal makanan, tapi soal masa depan bangsa,” ujarnya.
Program MBG akan dijalankan secara menyeluruh dengan memastikan makanan yang diberikan memenuhi standar gizi seimbang, sesuai dengan pedoman dari Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN).
Dukung Prestasi Akademik Melalui Gizi Seimbang
Selain fokus pada kesehatan, Program MBG juga menargetkan peningkatan kualitas pendidikan. Penyediaan makanan bergizi di sekolah diharapkan dapat mendukung konsentrasi dan energi belajar siswa, yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi dan prestasi akademik.
“Pemberian makanan bergizi di sekolah akan menjadi stimulan penting dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Konsentrasi meningkat, partisipasi pun ikut terdongkrak,” tambah Cellica.
Gerakkan Ekonomi Lokal Lewat Rantai Pasok MBG
Program MBG tidak hanya menyentuh aspek gizi dan pendidikan, tetapi juga berperan strategis dalam menggerakkan roda ekonomi lokal. Cellica menjelaskan bahwa rantai pasok makanan bergizi akan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, hingga nelayan lokal.
“Dengan melibatkan pelaku usaha lokal, program ini memberikan efek berantai yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat,” ungkap Cellica. “MBG akan membuka peluang usaha baru, memperkuat rantai ekonomi desa, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.”
Hal ini selaras dengan semangat kemandirian pangan nasional. Pemerintah mendorong konsumsi produk lokal bergizi agar ketahanan pangan nasional semakin kuat.
Tantangan dan Harapan
Meskipun manfaat jangka panjang dari Program MBG sangat menjanjikan, tantangan dalam implementasi tetap perlu diantisipasi. Distribusi yang merata, pengawasan mutu makanan, serta keberlanjutan anggaran menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.
Keterlibatan daerah juga menjadi kunci. Pemerintah daerah diharapkan mampu menjabarkan program ini ke dalam kebijakan lokal yang berpihak pada masyarakat.
“Pemerintah pusat tak bisa berjalan sendiri. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan harus ikut serta,” kata Cellica.
Menuju Indonesia yang Lebih Sehat dan Mandiri
Program Makan Bergizi Gratis adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan mandiri. Dengan pendekatan holistik yang mencakup gizi, pendidikan, dan ekonomi, program ini diharapkan mampu menciptakan perubahan sistemik dalam kehidupan masyarakat.
Dengan penguatan gizi sejak dini dan pemanfaatan potensi lokal, MBG dapat menjadi fondasi kuat menuju Indonesia yang berdaya saing di tingkat global, terutama saat menyongsong momen 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait