Bandung Kota Termacet di Indonesia, Disparbud: Tandanya Ekonomi Pariwisata Tumbuh

Abbas Ibnu Assarani
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Iendra Sofyan: (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id  - Bandung disebut Kota paling termacet di Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil surat survei TomTom Traffic Index sebuah perusahaan teknologi navigasi, yang mengukur tingkat kemacetan lalu lintas di berbagai kota di seluruh dunia.

Bandung Kota termacet ini disambut baik oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Iendra Sofyan.Sebab dengan kondisi tersebut menunjukan adanya kunjungan wisatawan ke Bandung.

"Saya melihat bahwa, salah satu penyebab macet itu adalah kunjungan wisata. Itu yang buat saya senang-senang saja," ujar Iendra Sofyan, Selasa (15/7/2025).

Hanya saja diakui Iendra, hal tersebut harus disiasati supaya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung tetap nyaman dan ingin datang lagi. Salah satunya adalah dengan menghadirkan moda transportasi publik, serta sarana pendukung lainnya.

"Tinggal sekarang, daya dukungnya dari sektor perhubungan segala macam itu perlu disiapkan," ucapnya.

Apalagi ke depan, banyak perhelatan akbar bakal dilakukan di Bandung kata Iendra. Salah satunya Pasar Seni ITB yang digelar di medio Oktober.

Hal ini menurutnya harus diantisipasi Pemerintah Kota Bandung, supaya potensi kemacetan yang terjadi dalam sejumlah gelaran tersebut dapat diantisipasi.

"Makin ke depan, kita sudah mengidentifikasi dengan Pak Wali Kota, banyak event yang akan diselenggarakan di bulan Juli, Agustus, September, Oktober. Diantaranya nanti adalah Pasar Seni di ITB, itu juga akan berdampak kemacetan segala macam. Nah ini saya kira nanti PR-nya Pak Wali Kota, bagaimana mengantisipasi tentang kemacetan itu," kata dia.

Terlepas dari itu, Iendra kembali menegaskan kemacetan bukan berarti melulu memberi dampak negatif. Bila kemacetan karena kunjungan wisata, itu artinya kata dia, pertumbuhan ekonomi akan baik.

Tentunya lanjut Iendra, ini akan memberi angin segar bagi pengusaha hotel dan restoran, yang selama ini mengandalkan belanja pemerintah.

Sebab, setidaknya di tengah efisiensi yang dilakukan pemerintah, maka pelaku usaha hotel dan restoran dapat mengandalkan dari kunjungan wisata.

"Tapi yang penting buat saya, makin banyak yang berkunjung, ya Alhamdulillah. Makin lama stay-nya di sini, ya Alhamdulillah. Jadi teman-teman ekonomi PHRI perhotelan juga makin tumbuh. Ya, restoran juga nyamanya untuk makan," tandasnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network