Kendaraan Otonom Listrik Buatan Anak Bangsa Tawarkan Solusi Mobilitas Masa Depan

Aga Gustiana
Podcar dan AVA. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Inovasi transportasi berbasis teknologi kembali hadir dari dalam negeri. Dua prototipe kendaraan otonom bertenaga listrik, Podcar dan AVA, menjadi bukti nyata kolaborasi antara pelaku industri dan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Keduanya dikembangkan sebagai alternatif mobilitas cerdas, hemat energi, dan ramah lingkungan yang menyasar kebutuhan berbagai sektor seperti logistik, industri, hingga pariwisata.

Podcar: Transportasi Canggih untuk Area Tertutup

Podcar hadir sebagai kendaraan otonom berbasis listrik yang dirancang untuk digunakan di area terbatas seperti bandara, pelabuhan, kawasan industri, hingga destinasi wisata. Keunggulan utamanya terletak pada sistem navigasi berbasis jalur visual yang sederhana—cukup dengan marka cat, tanpa perlu membangun rel atau infrastruktur khusus.

"Instalasinya sederhana, cukup dengan membuat jalur menggunakan cat. Tidak perlu rel atau sistem tambahan lain. Podcar sudah dilengkapi AC, GPS, dan nantinya juga akan terkoneksi ke pusat kontrol yang bisa memantau posisinya secara real-time. Semuanya 100 persen listrik," ungkap Nur Buana, Direktur PT TESA, saat ditemui di Sabuga ITB, Kamis (7/8/2025).

Menggunakan material aluminium dan desain kompak, Podcar dikembangkan agar ringan dan efisien secara energi, menjadikannya lebih hemat dibanding kendaraan listrik konvensional.

Produk ini merupakan versi lanjutan dari prototipe pertama milik PT TESA. Dalam pengembangannya, perusahaan menggandeng AVS—perusahaan teknologi informasi—serta Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra riset, untuk meningkatkan performa dan menyempurnakan aspek teknis kendaraan.

AVA: Solusi Otonom Efisien Tanpa Sensor Mahal

Berbeda dari Podcar, AVA (Autonomous Vehicle Autonomous) menonjol sebagai kendaraan otonom yang mengutamakan efisiensi biaya dan kemudahan produksi. Dirancang khusus untuk area operasional tertutup, AVA menyasar kebutuhan sektor logistik, industri, hingga tempat wisata.

Keunikan AVA adalah kemampuannya bernavigasi secara otomatis tanpa ketergantungan pada sensor mahal seperti LIDAR atau GPS eksternal. AVA memanfaatkan kamera adaptif dan teknologi drive-by-wire, sehingga tetap dapat beroperasi dalam berbagai kondisi pencahayaan dan cuaca.

"AVA dikembangkan untuk memberikan solusi kendaraan otonom yang hemat dan mudah diterapkan di Indonesia, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan efisiensi tinggi," jelas Nur Buana.

Menurut proyeksi McKinsey (2023), nilai pasar kendaraan otonom secara global diperkirakan akan tumbuh mencapai USD 300–400 miliar pada tahun 2035, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk ikut berperan melalui produk seperti AVA.

Menjawab Tantangan Mobilitas di Era Digital

Baik Podcar maupun AVA dikembangkan dengan semangat inovasi lokal yang kuat. Proyek ini tidak hanya melibatkan sektor swasta, namun juga mengintegrasikan keahlian akademik dari institusi seperti ITB. Keduanya dirancang sebagai bagian dari transformasi mobilitas nasional menuju sistem transportasi yang modern, berkelanjutan, dan mandiri secara teknologi.

Podcar saat ini sudah siap diproduksi massal, karena seluruh blueprint telah rampung. Melalui pameran ini, PT TESA berharap bisa menarik minat berbagai pihak untuk mulai mengadopsi teknologi buatan anak bangsa ini.

“Ini karya dalam negeri. Bukan hanya dari perusahaan, tapi juga kolaborasi dengan kampus. Kebutuhan akan kendaraan seperti ini sangat besar dan kami melihat peluang yang sangat menjanjikan,” tutup Nur Buana.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network