BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Bencana alam akibat cuaca ekstrem mengintai semua kawasan di Jawa Barat. Untuk mengantisipasi bencana itu, Pemprov dan Polda Jabar serta pemangku kepentingan, meningkatkan kewasdaan.
Sebanyak 2.500 personel Polda Jabar dan jajaran didukung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, kota/kabupaten; Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan SAR Nasional (Basarnas) Bandung, disiagakan guna mengantisipasi bencana alam.
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan, sejak Oktober hingga awal November 2025, sebanyak 25 peristiwa bencana alam melanda berbagai daerah di Jawa Barat. Sedangkan dari Januari 2025 hingga saat ini, 1.500 bencana alam melanda Jabar.
"Pemprov Jabar, TNI, Polri, bersama instansi terkait melakukan apel siaga tanggap bencana ini untuk mengatisipasi cuaca ektrem yang berpotensi menimbulkan bencana di Jawa Barat," kata Kapolda Jabar seusai apel siaga bencana di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (5/11/2025).
Irjen Pol Rudi menjelaskan, Polda Jabar bersama pemangku kepentingan terkait siap siaga, baik personel maupun peralatan penanggulangan bencana. Sejumlah rencana mitigasi bencana pun telah didiskusikan bersama Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
"Diketahui sesuai ramalan BMKG, beberapa potensi bencana alam diprediksi terjadi di Jawa Barat. Saya sampaikan di sini bahwa Jawa Barat tidak bisa diselesaikan oleh sendiri. Ini harus melibatkan seluruh komponen di Jawa Barat,," ujar Irjen Rudi.
Jabar, tutur Kapolda, harus serius dalam melihat potensi ancaman bencana itu. "Kita harus siap menyelamatkan dan menolong warga Jawa Barat jika terjadi bencana alam," tegas Kapolda.
Irjen Rudi mengatakan, salah satu penanganan penting untuk para korban bencana alam adalah trauma healing.
"Kami sudah siap. Pascabencana, selain pemulihan infrastruktur, penting juga dilakukan trauma healing agar psikologi masyarakat tetap terjaga," ucap Irjn Rudi.
Dia menegaskan, Polri bersama instansi tekait telah memberikan early warning atau peringatan dini kepada masyarakat yang berada di titik rawan bencana. Peringatan dini tersebut sebagai mitigasi bencana sesuai prakiraan BMKG.
"Kami telah melakukan early warning berdasarkan prakiraan BMKG. Kemudian kami lakukan mitigasi. Semua itu menjadi dasar untuk mengantisipasi bahaya," ujarnya.
Kapolda Jabar mendukung rencana Gubernur Jabar Dedi Mulyadi membentuk posko tanggap bencana di Gedung Sate dan kantor perwakilan gubernur di Cirebon, Purwakarta, dan Bogor.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
