SUKABUMI, INEWSBANDUNGRAYA - Tokoh ulama kharismatik asal Sukabumi, KH Ahmad Sanusi dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (7/11/2022). Namun ada cerita perjuangan cukup panjang sebelum Ahmad Sanusi ditetapkan sebagai pahlawan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Menurutnya, usulan gelar pahlawan nasional kepada Ahmad Sanusi tidak semulus yang dibayangkan.
"Pengusulan ini sudah beberapa kali, dan beberapa kali ditolak," kata Fahmi di Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Kota Sukabumi, Selasa (8/11/2022).
Di momen Hari Pahlawan 2022, Fahmi mengaku bahagia dengan dianugerahinya almarhum sebagai pahlawan nasional. Sebagai rasa bangga dan hormat, maka pihaknya berencana membuatkan museum KH Ahmad Sanusi.
"Museum (KH Ahmad Sanusi) itu rencana kami sudah beberapa tahun yang lalu," ujarnya.
Nantinya karya-karya anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) itu akan disimpan di musem yang dibangun. Mengingat karya-karya beliau setelah jadi pahlawan nasional bukan lagi menjadi peninggalan keluarga, lebih dari itu bagi umat dan warga masyarakat.
Fahmi menargetkan, musem pendiri Persatuan Umat Islam (PUI) ini ditargetkan selesai dibangun pada tahun depan. Soal lokasi dan anggaran yang bakal digunakan untuk musem, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak.
"Kita harapkan tahun depan bisa selesai. Nanti anggaran itu macam-macam, mulai dari Pemda, CSR, serta dari komunitas nanti gabungan," ungkapnya.
Seperti diketahui, gelar pahlawan tahun ini bukan hanya diberikan kepada KH Ahmad Sanusi. Jokowi juga memberikannya kepada empat tokoh bangsa dari daerah lain.
Adapun empat tokoh lainnya mendapat gelar pahlawan nasional di antaranya almarhum DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah (Jateng) yang dinilai sudah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Kedua, almarhum KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989. Ketiga, almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat. Keempat, almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara.
Editor : Zhafran Pramoedya