BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Anggota DPR RI, Netty Prasetiyani belum mengungkapkan secara terbuka terkait kesiapannya maju di Pilgub Jawa Barat (Jabar). Meskipun sejauh ini nama Netty terus digadang-gadang akan maju di pilkada mendatang.
Istri mantan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan (Aher) ini mengaku masih menunggu peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait langkah politik selanjutnya di Pilgub Jabar. Walau masih jauh, Netty meyakini perempuan harus lebih banyak tampil di depan sebagai pemimpin.
Netty mengatakan, strategi yang kini tengah menjadi fokus partainya adalah bagaimana caranya mengamankan kursi legislatif. Raihan kursi itu akan menjadi tolak ukur dalam mengusung calon kepala daerah atau menjadi partai pendukung dalam koalisi.
"Kita juga masih menunggu peraturan KPU dan pentahapan pemilu karena bagaimanapun hasil Pemilu 2024 itulah yang akan menjadi dasar tahapan berikutnya, entah itu pilkada, pemilihan gubernur, kepala daerah dan sebagainya, itu bergantung pemilihan legislatif ya di tahun 2024,” kata Netty di Bandung, Rabu (14/12/2022).
Apalagi, kata Netty, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menargetkan bisa meraup 30 persen perwakilan perempuan seperti yang ditetapkan penyelenggara pemilu. Menurutnya, menyiapkan perempuan untuk berkompetisi dalam ajang politik bukan suatu yang mudah.
Bagi politisi PKS ini, perlu komitmen yang kuat menyiapkan politisi perempuan yang tangguh di parlemen. Ia tidak ingin kehadiran perempuan di parlemen sekedar ada untuk memenuhi aturan.
Oleh karena itu, konsentrasi saat ini adalah bagaimana menyiapkan sosok, pola kampanye yang akan dilakukan hingga menghadapi dinamika di tengah perjalanan. Karena, persaingan mendapatkan kursi akan makin sengit.
“Sekarang kita fokus pada pemenuhan bakal calon anggota dewan. Apalagi tiap partai harus memenuhi 30 persen keterwakilan perempuan, pastinya ini menjadi komitmen untuk bisa merekrut perempuan 30 persen, menyiapkan kapasitasnya kemudian menyiapkan strategi berkampanye dan memenangkan suara karena dengan proporsional terbuka ini yang jadi kompetitor bukan hanya dari partai lain tapi juga partai sendiri,” ujar Netty.
Disinggung mengenai kesiapan dan peluangnya untuk maju dalam kontestasi perebutan kursi kepala daerah, Netty memilih jawaban normatif. Semua akan dikembalikan kepada keputusan partai apakah bertarung di ajang kepala daerah atau kembali sebagai anggota DPR RI.
Hanya saja, ia menekankan, setiap warga negara memiliki hak memilih dan dipilih, termasuk perempuan. Menurut Netty, banyak perempuan yang memiliki gagasan berdasarkan pengalaman yang tidak bisa dirasakan laki-laki,
“Diajukan sebagai anggota legislatif ataupun kepala daerah, tentu saja sebagai kader partai saya harus menyatakan siap ya pada saat ditugaskan oleh partai entah untuk maju dalam pemilihan legislatif ataupun pemilihan kepala daerah,” ucap Netty.
Ditambahkan Netty, jika nanti maju dalam kontestasi niatnya yaitu untuk memperluas manfaat lewat kebijakan yang diformulasikan. Bahkan perempuan juga punya kelebihan dibanding laki-laki. Pengalaman pribadi perempuan yang tidak dialami laki-laki itu akan jadi mandatori yang dituangkan dalam sebuah kebijakan maupun program.
“Makanya, keterwakilan perempuan tidak hanya dalam in idea tapi in present, tidak hanya dalam ide dan gagasan tapi harus hadir dan masuk ke dalam ruang kebijakan dan harus bisa mengeksekusi kebijakan,” pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya