Sering Mendengarkan Musik di Kamar Mandi, Begini Hukumnya

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Kaum muslim perlu mengetahui hukum mendengarkan musim di kamar mandi. Pasalnya tak sedikit orang-orang melakukan aktivitas di kamar mandi salah satunya mendengarkan musik atau bernyanyi.

Dai, Ustaz Muhammad Abdul Wahab Lc mengatakan, WC atau kamar mandi merupakan tempat yang digandrungi oleh setan. Dalam sebuah Hadis disebutkan, semua tempat-tempat najis (toilet) maupun kotoran sangat disukai jin dan setan.

Dalam satu riwayat yang shahih disebutkan, bahwa Iblis meminta tempat tinggal kepada Allah SWT, selama berada di bumi.

"Ya Allah, Adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal." Lalu Allah berfirman: "Tempat tinggalmu adalah WC (kamar mandi)." (HR Al-Bukhari)

Pengajar Rumah Fiqih ini menjelaskan, Iblis bakal menggoda manusia untuk berlama-lama di kamar mandi, sehingga bisa melalaikan seseorang. Orang menyanyi atau mendengarkan musik di kamar mandi bisa jadi ia sudah digoda oleh setan.

Kemudian, orang yang berlama-lama di kamar mandi bakal membuat boros air. Padahal boros adalah sifat yang tidak disukai Rasulullah SAW.

Bahkan dalam Al-Qur'an disebutkan, orang yang boros yaitu saudaranya setan.

Nabi Muhammad SAW ketika berwudhu sangat hemat air. Beliau berwudhu hanya menggunakan air satu Mud.

Kata sahabat Abu Darda, berhemat-hematlah menggunakan air walupun kamu berada di sungai (dekat sungai).

Ustaz Abdul Wahab mengajak kaum muslim supaya tidak berlama-lama di kamar mandi lantaran bisa melalaikan kewajiban apalagi sampai lupa waktu. Jika ingin memasuki kamar mandi atau toilet, hendaknya berdoa seperti yang diajarkan Rasulullah SAW:

إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَة ٌ، فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الْخَلَاءَ فَلْيَقُلْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

Artinya: "Sesungguhnya tempat buang hajat, didatangi setan. Jika kalian masuk WC, maka ucapkanlah; A'uudzu billahi minal khubutsi wal khobaits (aku berlindung kepada Allah dari setan laki dan perempuan)." (HR Abu Dawud)

Editor : Zhafran Pramoedya