get app
inews
Aa Read Next : Kang Haru Tawarkan Subsidi Silang Untuk Tekan Kemiskinan di Jabar

Alhamdulillah Jabar Surplus Beras, Stok Ramadan hingga Idulfitri Dijamin Aman

Kamis, 02 Februari 2023 | 10:39 WIB
header img
Stok beras di Jabar aman. (Foto: Ilustrasi/Sindonews)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat (Disperindag Jabar) memastikan, ketersedian beras menjelang Ramadan hingga Idulfitri 2023 aman.

Kepastian itu didapat dari hasil koordinasi yang dilakukan Disperindag Jabar bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH).

"Dari sisi ketersediaan, temen-temen dari DTPH meyakinkan surplus. Apalagi tahun lalu, kita sudah surplus 1 sekian juta ton," kata Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan, Kamis (2/2/2023).

Menurut Iendra, saat ini yang perlu diawasi adalah dari sumber beras sampai ke pasar kemudian dari pasar sampai ke konsumen.

"Di sini ada peran pemerintah yaitu melalui Bulog meskipun tidak bisa dikendalikan secara keseluruhan," ucapnya.

Masih menurut Iendra, sejauh ini beras yang harganya naik yakni kelas medium dan premium. Namun, untuk beras yang kelasnya standar dengan harga Rp11.000/kg tetap tersedia.

"Untuk hal yang di tengah ini, Bulog meyakinkan untuk beras yang kelasnya distandarkan Rp11.000 per kilogram, terjamin ada, aman sampai Lebaran nanti, khususnya di Jawa Barat," tuturnya.

Iendra mengatakan, Pemprov Jabar akan ikut masuk mengawasi distribusi dan perdagangan dengan menugaskan PT Agro Jabar.

"Kemarin kami sudah meresmikan satu-satunya gudang penyimpanan komoditas pangan di Purwakarta yang namanya pusat distribusi provinsi (PDP). Secara resmi Agro Jabar mulai bergerak di sana diawali dengan komoditas beras," terangnya.

Menurutnya, pendirian PDP itu agar memastikan stok aman dan distribusi lebih merata di Jawa Barat.

"PT Agro Jabar diharapkan nanti berkembang dengan komoditas lain. Tentunya komoditas bahan pokok yang langka dan lain sebagainya. Karena fungsinya sama dengan bulog," ucap Iendra Sofyan.

Iendra mengungkapkan, pihaknya telah menyediakan dana sebesar Rp10 miliar untuk persiapan operasi pasar murah (OPM). OPM ini menjadi senjata terakhir untuk mengatasi lonjakan harga bahan pokok. 

Sebelum OPM dilaksanakan, Disperindag harus menganalisis. Pertama, harus melihat daya beli masyarakat. Kedua, ketersediaan bahan pokok. Ketiga dinamika harga.

"Jika dari 12 bahan pokok ini dengan bobot masing-masing setelah dijumlahkan dan dianalisis, lebih dari 5 persen kenaikannya, OPM bisa dilaksanakan sesuai UU 23 (tahun 2014)," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut