BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Persoalan sampah di Kota Bandung tengah menjadi sorotan. Sebab kini sampah yang bisa diangkut dari Kota Bandung setiap harinya hanya sekitar 50 persen ke TPA Sarimukti.
Sebelumnya sebanyak 1.200 ton sampah diangkut setiap hari ke TPA Sarimukti dari Kota Bandung. Akan tetapi karena adanya kendala, sampah yang bisa diangkut saat ini hanya diakomodir TPA Sarimukti antara 600-800 ton per hari.
"Pengelolaan sampah itu anggarannya besar sekali, miliaran, tapi edukasi Kang Pisman hanya dianggarkan sekira Rp600 juta," kata Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Sandi Muharam, Kamis (4/5/2023).
Sandi menuturkan, pihaknya sangat berharap banyak Kota Bandung bisa mandiri mengelola sampah. Ketika tidak mandiri dan ada permasalahan seperti ini, akhirnya Kota Bandung tidak dapat berbuat banyak.
"Untuk itu gerakan pemisahan sampah dari hulu sangatlah penting walaupun perlu waktu edukasi hingga anggaran yang cukup," ujar Sandi.
Pemkot Bandung, kata Sandi, ke depan harus menyediakan tempat pemisahan sampah di beberapa titik sebagai role model di kewilayahan. Kemudian, perlu disiapkan pengawas khusus di tingkat RW untuk mengawasi jalannya program tersebut.
"Tapi saya nilai kinerja DLH Kota Bandung sudah bagus, namun ini perlu usaha yang lebih kuat lagi untuk mengedukasi masyarakat mulai dari hulu," ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengajak masyarakat untuk terus menggalakan program Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan) yang digagas oleh mendiang Wali Kota Bandung, Oded M Danial.
Hal itu perlu dilakukan dalam rangka mengurangi volume sampah dari sumbernya, serta memiliki nilai ekonomis.
Tedy menilai, persoalan sampah adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. Oleh karenanya, kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan harus ditingkatkan.
"Termasuk program Kang Pisman. Ini merupakan momentum positif untuk meningkatkan kesadaran kita kembali," kata Tedy.
Editor : Zhafran Pramoedya