BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Kalau anda sedang berlibur di Kota Bandung dan ingin mencicipi makanan khas timur tengah dengan citarasa bumbu rempah yang diberi improvisasi tanpa menghilangan kearifan aslinya bisa coba Kebuli Al-Khalid.
Nasi Kebuli atau Nasi Biryani sudah tak asing di kalangan masyarakat Arab di Indonesia dan orang Betawi di Jakarta. Tak hanya disajikan saat perayaan hari besar Umat Muslim, Nasi Kebuli kini dapat dijumpai di kedai-kedai Middle East Food seperti di Kota Bandung.
Kebuli Al-Khalid ini memberikan peningkatan pada rasa yang otentik. Mengedepankan kualitas rasa premium, higienis, halal dan harga yang terjangkau menjadikan Kebuli Al-Khalid sebagai pilihan utama Konsumen.
Menu paket yang bervariasi dan harga terjangkau dibanderol mulai Rp 29 ribu membuat konsumen dapat menikmati asyiknya bersantap dalam kebersamaan, sekaligus mampu pula menciptakan selera orang yang mengkonsumsi berada pada sebuah tingkatan baru di dalam pengalaman kulinernya.
Terdapat spesial topping, diantaranya iga bakar sapi, ayam bakar, ayam goreng, iga bakar kambing.
"Menu topping bestseller disini ayam. Bahkan, dalam satu hari bisa memproduksi kurang lebih dua kuintal daging ayam," ujar Owner Kebuli Al-Khalid Ani Sumarni, saat ditemui, Jumat (26/5/2023).
Di era digitalisasi saat ini, menu yang ditawarkan Kebuli Al-Khalid dapat dipesan secara online melalui mitra aplikasi.
Berdiri sejak tahun 2020, bermula dari Ani melihat peluang pasar dengan membuat inovasi olahan ayam yang kian diminati oleh masyarakat.
"Olahan ayam kan sudah mainstream di geprek, goreng dan lain sebagainya. Saat itu, nasi kebuli masih jarang ditemui akhirnya tertarik untuk mencoba buat, padahal belum pernah makan dan bukan keturunan dari timur tengah," jelas Ani.
Siapa sangka, menu racikan Ani membuat trend nasi kebuli menjadi pelopor dari UMKM Nasi Kebuli itu sendiri.
"Meski makanan dari luar negeri, ciri khas menu dari Al-Khalid ini sudah disesuaikan dengan selera orang Indonesia," ujarnya.
Berani merintis usaha saat pandemi, di hari ketiga penjualan membludak orderan, saat itu ia hanya menyelesaikan pesanan dengan sang suami.
Kini, Kebuli Al-Khalid memiliki 17 cabang di daerah Bandung dan Jakarta dengan jumlah karyawan 64 orang.
Berkat kegigihannya, Kebuli Al-Khalid mendapat apresiasi dari Grab Kitchen sebagai Virtual Brand paling laris dan masuk ke dalam 10 besar Brand dengan orderan terbanyak di semua GrabKitchen Indonesia, pada 2021-2022 silam.
Hadir saat pandemi melanda, Kebuli Al-Khalid mengandalkan pesanan online dengan memakai promo aplikasi dan gencar memasarkan melalui media sosial.
"Waktu itu ada rombongan menggunakan mobil memesan disini, mereka ingin Dine in tapi hanya tersedia meja untuk transaksi kepada driver online. Melihat peluang tersebut kami memutuskan untuk membuat Dine in di beberapa cabang tertentu," jelasnya.
Kendati demikian, hanya dapat di Take away via online dan offline saja. Namun saat ini sudah memiliki fasilitas dine-in di Cabang tertentu.
Menu yang tersedia diantaranya Paket Nampan yang per-porsi untuk 4-5 orang dan untuk 7-10 orang.
Kebuli Al-Khalid juga menerima keinginan Konsumen untuk disajikan dalam bentuk Buffet atau Prasmanan.
Prinsip yang dipegang teguh Kebuli Al-Khalid menerapkan nilai-nilai agamis dan humanis dalam menjalankan usaha.
"Membangun usaha itu tidak mengutamakan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, melainkan justru untuk mencari berkah yang sebanyak- banyaknya," imbuhnya.
Menurutnya, kunci utama sebuah bisnis dapat berlangsung lama yaitu secara konsisten menjaga kepuasan pelanggan dan membuat karyawan nyaman dalam bekerja dan melayani.
Kebuli Al-Khalid juga melakukan inovasi guna menjawab kebutuhan konsumen dengan membuat menu siap saji yakni oseng mercon dan kebab. Dalam waktu dekat Kebuli Al-Khalid juga akan menghadirkan menu barunya yaitu Ayam Turki dengan bumbu rempah ala Al-Khalid.
Menariknya, Kebuli Al-Khalid membuka bisnis kerjasama melalui kemitraan dengan sistem kelola mudah, kapasitas produksi yang memadai, SDM yang handal dan sistem terintegrasi.
"Sekarang, bisnis ini telah kami rancang untuk dapat dijalankan sebagai sebuah konsep kerjasama dalam bentuk Kemitraan. Kami sebagai pemilik Brand akan memberi izin kepada mitra untuk mempergunakan merk (brand license) dari Kebuli Al-Khalidu untuk periode tertentu agar bisa meraih keuntungan dalam berbisnis jualan makanan,"jelasnya.
Kebuli Al-Khalid menawarkan dua tipe yakni tipe outlet dilengkapi dengan fasilitas Dine in sebesar Rp 559.500.000 juta per lokasi dan tipe non outlet sebesar Rp 300.000.000 juta per lokasi dengan fasilitas dapur masak (non dine-in).
Kendati demikian, perkiraan Total Biaya Investasi ini tidak mutlak melainkan tergantung beberapa kondisi karena ketidakpastian harga pasar.
"Angka payback ditinjau berdasarkan angka ekspektasi penjualan pada level low medium sales," katanya.
Kategori low berdasarkan payback atau waktu lama pengembalian modal estimasi terlama yakni 15 bulan untuk tipe Outlet (Dine in) dari jangka waktu masa lisensi di 3 tahun.
Adapun estimasi di kategori medium yakni 11 bulan untuk waktu pengembalian investasi modal.
Sedangkan untuk non outlet, dengan investasi awal sebesar Rp 300.000.000 di estimasi waktu pengembalian modal awal di kategori low 11 bulan dan kategori medium selama 8 bulan dari 2 tahun masa lisensi.
Keuntungan berbisnis kemitraan kategori kuliner memiliki perkembangan bisnis yang relatif cepat, asalkan kita teliti memilih konsep yang terarah dan keunggulan makanan tersebut secara tepat.
Tak hanya itu, keuntungan lainnya adalah dapat memiliki rekan bisnis yang profesional.
Dari segi perencanaan, sistem operasi hingga strategi bisnis kemitraan telah ditentukan oleh pemilik bisnis. Kemitraan hanya perlu menjalankan sistem operasional dan prosedur yang telah disepakati. (*)
Editor : Abdul Basir