get app
inews
Aa Text
Read Next : Jasa Tirta II Gelar Good Corporate Governance, Wujudkan Bisnis Berkelanjutan

Miliki Anak, Karyawan di Perusahaan ini Akan Diberikan Uang Rp103 Juta

Minggu, 02 Juli 2023 | 15:57 WIB
header img
Krisis populasi mengancam China. Foto ilustrasi: Istimewa

SHANGHAI, iNewsBandungRaya.id - Karyawan di perusahaan travel China, Trip.com Group mendapatkan kabar baik. Sebab mulai 1 Juli 2023, setiap anak yang dimiliki oleh karyawan akan diberikan uang oleh perusahaan sebesar 50.000 yuan (sekira Rp103 juta).

Kebijakan ini bisa dikatakan jadi yang pertama oleh perusahaan swasta besar di China, negara yang tengah berjuang menghadapi krisis populasi.

Salah satu agen perjalanan online terbesar di dunia, dengan 400 juta pengguna itu mengatakan, perusahaan bakal membayar subsidi tunai orang tua sebesar 10.000 yuan (sekira Rp20,7 juta) setiap tahun selama lima tahun untuk setiap anak yang lahir dari karyawannya di seluruh dunia.

Program yang diumumkan pada Jumat (30/6/2023) ini bakal menelan biaya sekira 1 miliar yuan (sekira Rp2 triliun), kata perusahaan itu.

"Saya selalu menyarankan agar pemerintah memberikan uang kepada keluarga dengan anak-anak, terutama banyak anak, untuk membantu lebih banyak anak muda memenuhi keinginan mereka untuk memiliki banyak anak," kata ketua eksekutif Trip.com, James Liang dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters.

"Perusahaan juga dapat memainkan peran dalam kemampuan mereka sendiri untuk membangun suasana kesuburan yang menguntungkan," tambahnya.

Setelah kebijakan satu anak yang berlangsung dari 1980 sampai 2015, para ahli demografi sudah memperingatkan bahwa China bakal menjadi tua sebelum menjadi kaya, lantaran tenaga kerjanya menyusut serta pemerintah daerah yang berutang membelanjakan lebih banyak untuk populasi lansia mereka.

Tingkat kelahiran China pada 2022 turun menjadi 6,77 kelahiran per 1.000 orang, dari 7,52 kelahiran pada 2021. Ini adalah rekor terendah bagi negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut.

Pihak berwenang pada 2021 menyatakan, pasangan bisa memiliki sebanyak tiga anak, namun bahkan selama tahun-tahun COVID yang tinggal di rumah, pasangan enggan mempunyai bayi.

Kaum muda beralasan biaya perawatan serta pendidikan anak yang tinggi, pendapatan rendah, jaring pengaman sosial yang lemah, dan ketidaksetaraan gender, sebagai faktor yang membuat mereka enggan mempunyai anak.

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut