BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Salah satu pendiri Paguyuban Pasundan siapa sangka sosoknya familer menjadi nama jalan di Kota Bandung. Dialah Dr. Djunjunan, salah satu pendiri perkumpulan terbesar dan tertua se-Indonesia.
Paguyuban Pasundan berdiri atas inisiatif para mahasiswa yang berasal dari Kota Bandung. Di masa penjajahan, para mahasiswa kedokteran tergerak untuk membentuk sebuah organisasi guna menghimpun kebersamaan dalam rangka mewujudkan sebenarnya untuk kemerdekaan.
"Dari awal sudah berpikir seperti itu, makanya para mahasiswa kedokteran berkumpul dan bersepakat pada tanggal 20 Juli 1913 mendirikan organisasi yang namanya Paguyuban Pasundan. Salah satu pendirinya adalah Dr. Djunjunan,” kata Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi seperti dikutip pada Rabu (19/7/2023).
Didi menjelaskan, Paguyuban Pasundan mempunyai karakter perjuangan guna mewujudkan Indonesia yang memiliki harkat dan martabat. Lebih khusus bagi masyarakat yang berasal dari tatar Sunda.
Sejak dulu, lanjut Didi, organisasi ini mempunyai dua misi yaitu memerangi kebodohan dan kemiskinan, juga menjaga, memelihara, mengembangkan budaya Sunda serta nilai-nilai agama.
"Misi tersebut sampai saat ini masih tetap konsisten dilakukan Paguyuban Pasundan. Organisasi ini tidak hanya di Kota Bandung, hampir di tiap provinsi dan negara ada," ujar Didi.
Guna mengejawantahkan dua misi itu, Paguyuban Pasundan bergerak di beberapa bidang salah satunya bidang pendidikan. Pada 1922 lahirlah Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pasoendan. Ternyata kualitasnya dapat mengalahkan kualitas sekolah-sekolah yang ada saat itu.
Bahkan, melahirkan banyak lulusan yang menjadi tokoh penting, seperti Umar Wirahadikusumah, wakil presiden RI ke-4. Ada juga yang jadi Gubernur Jabar, Mashudi. Ada juga yang jadi rektor dan Menteri Pertanian.
"Paguyuban Pasundan melahirkan SDM yang andal untuk Bandung dan Indonesia," akunya.
Tepat pada 20 Juli mendatang, Milangkala Paguyuban Pasundan bakal diperingati di Pendopo Kabupaten Cianjur. Didi menuturkan, pelaksanaan milangkala di Cianjur juga dalam rangka menggembirakan masyarakat yang kemarin sempat terkena musibah.
"Ada upacara khusus juga dan beberapa penghargaan kepada masyarakat yang sudah berkontribusi untuk melestarikan budaya Sunda," tutur Didi.
"Kami juga akan meresmikan rumah singgah. Ini sebagai tempat untuk pelatihan industri kepada masyarakat. Kita bantu pengemasa dan pemasarannya," imbuh Didi.
Editor : Zhafran Pramoedya