BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Koperasi merupakan salah satu lembaga yang bisa dijadikan alat untuk mensejahterakan masyarakat. Karenanya, koperasi didorong untuk tetap eksis dan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi.
Begitu disampaikan Ketua Ikatan Alumni ITB, Gembong Primadjaja dalam Diskusi Terbuka denga tema 'Peran dan Tantangan Perkoperasian di Provinsi Jawa Barat' yang digelar Rumah Bersama Alumni bekerjasama dengan Fortusis Jabar di Sekretariat Rumah Bersama Alumni, Jalan Imam Bonjol No.16 Bandung, Jumat (21/7/2023).
"Koperasi ini kan satu-satunya lembaga yang sudah lebih dari 100 tahun kita miliki, dan ini adalah satu lembaga yang kita harapkan bisa sebagai alat perjuangan untuk mensejahterakan masyarakat secara luas," ucap Gembong.
"Namun dalam perkembangannya koperasi ini kan masih perlu kita lakukan moderenisasi agar betul-betul bisa menjawab tantangan masa sekarang ini," tambahnya.
Gembong menilai, ada beberapa tantangan yang saat ini dihadapi koperasi. Pertama soal anggaran untuk pengembangan koperasi ini masih minim.
"Tentunya kalau kita melihat anggaran untuk pengembangan koperasi itu masih belum mencukupi," ungkapnya.
Tantangan selanjutnya yakni tidak adanya pengarahan dari para ahli koperasi untuk melakukan pengembangan koperasi.
"Karena kita punya Universitas khusus koperasi yaitu Ikopin tapi lulusannya kan juga tidak semuanya bekerja di sektor koperasi," imbuhnya.
Gembong berharap, kedepannya para ahli koperasi ini bisa saling berkolaborasi dan melengkapi untuk bersama-sama mengembangkan koperasi khususnya di Jawa Barat.
"Kedepan diharapkan temen-temen dari Ikopin dibantu dengan universitas-universitas lain yang mempunyai kompetensi melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh alumni Ikopin untuk bersama-sama mengembangkan koperasi di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat," katanya.
Gembong menyebut, ada beberapa kesepatan yang dihasilkan dari diskusi kali ini. Pertama, pihaknya akan membentuk tim untuk meniliti permasalahan koperasi sekaligus mencarikan solusinya.
"Yang kedua, digitalisasi database itu akan kita mulai segera jadi kita tahu bahwa dari data yang ada di Jawa Barat-nya ini ada 28.000 koperasi, tapi apakah angka itu akurat atau tidak itu akan dibuktikan nanti pada saat kami melakukan digitalisasi," ungkapnya.
Menurutnya, dari digitalisasi itu nantinya akan mampu melihat bagaimana mengintegrasikan koperasi satu dengan yang lainnya.
"Sehingga satu dengan yang lainnya menjadi terhubung dalam bentuk penghulu dan penghilir dimana dengan adanya interaksi itu nanti maka kita juga bisa memetakan market dari prodak-prodak yang dihasilkan oleh koperasi-koperasi tersebut," ucapnya.
Gembong mengakui, jika keberadaan koperasi saat ini masih banyak yang bergerak di bidang simpan pinjam. Padahal menurutnya, koperasi ini bisa menjadi rumah bersama bagi pelaku UKM.
"Koperasi diharapkan menjadi rumah bersama bagi UKM dalam upaya mereka menjadi UKM yang naik kelas. Jadi ini adalah rumah bersama, kedepan rumah bersama ini yang harus dibenahi agar UKM nyaman dan mudah bergabung di dalam koperasi," jelasnya.
Dirinya pun optimis, koperasi ini bisa menjadi rumah bersama bagi pelaku UKM. Hal itu dilihat dari potensi prodak yang dihasilkan sangat kreatif.
"Tentunya ini soal integrasi ini menjadi penting, nanti dari integrasi itu akan terlihat seberapa besar sebetulnya koperasi ini atau seberapa cepat koperasi ini bisa segera di moderenisasi untuk kemudian menjadi harapan perekonomian di Indonesia," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah