BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pemerhati Perempuan dan Anak, Irawati menyoroti meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bandung Raya.
Bundo Kanduang Minang ini menilai masalah tersebut berakar dari banyak faktor, dimulai masalah perekonomian, stress, bahkan ketidakharmonisan.
Ira mengungkapkan, keluhan wanita minang saat di Bandung Raya merasa tidak nyaman dengan maraknya kasus kejahatan. Hal itu diutarakannya saat pertemuan Keluarga Besar Minang Kota Bandung dan Cimahi di Grand Asrilia, Kota Bandung, Jumat (8/9/2023).
"Kekerasan perempuan dan anak mulai banyak meningkat di Bandung Raya, hal tersebut menjadi konsen saya Hal seperti itu banyak terjadi, bahkan dalam ruang lingkup rumah tangga dari suami, ke istri, dari istri ke anak," ujarnya.
Selain itu, Ira menyebut perempuan dapat menjadi penggerak roda ekonomi melalui perkuatan sektor UMKM. Mereka bisa jadi roda penggerak ekonomi di keluarga maupun diluar. Banyak pengusaha yang berhasil di inisiasi oleh perempuan Minang.
Sisi pendidikan, lanjutnya perempuan dinilai penting, sehingga ilmu parenting dinilai menjadi pondasi suami dan istri dalam berumah tangga.
Ira mendorong perempuan minang, bilamana maju dalam kontestasi pemilu, Ragam budaya minang itu falsafahnya adalah soliditas, kekerabatan, silaturahmi dan mereka satu keluarga besar yang betul kompak. "Pasti solid mendukung dari orang maupun kelompok yang menyuarakan aspirasi masyarakat," ucapnya.
Meski Ira lahir dari tanah Pasundan, kini ia diangkat menjadi Bundo Minang.
"Saya sudah mendampingi Komjen Pol (Purn) Dr. Boy Rafli Amar, M.H puluhan tahun. Seiring sejalan dengan waktu, saya bermetamorfosis juga menjadi bagian masyarakat minang," katanya.
"Jadi pada saat bapak diangkat Ketua Umum Induk keluarga Minang, otomatis saya menjadi Bundo Kanduang," ujar Ira. (*)
Editor : Abdul Basir