CIMAHI,Inews Bandungraya.Id - Sekretariat Bersama (Sekber) 08 Jawa Barat Relawan Prabowo-Gibran bertekad memenangkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 tersebut pada Pilpres 2024 mendatang.
Belasan tokoh Jabar ini merupakan koordinator dari belasan simpul relawan Prabowo-Gibran. Antara lain Yayat T. Soemitra yang menjabat Pembina Sekber 08 Relawan Prabowo Gibran Jabar, Fidelis Giawa menjabat Koordinator Sekber 08 Jawa Barat.
Kemudian, Kurnia P. Kusumah, (Kang Udeng) Ketua Hikam Nusantara sekaligus Wakil Ketua PCNU Jabar dan Ketua Laskar Inggit Garnasih Jabar, Henti atau lebih dikenal Mamih Anti. Serta, sejumlah ketua simpul relawan Prabowo-Gibran lainnya.
Mereka menggelar forum yang dikemas dalam acara Workshop Pemenangan Prabowo-Gibran 'Strategi Meraih Suara dari Desa' di Cimahi dengan menghadirkan 12 perwakilan simpul relawan Prabowo-Gibran.
Seperti relawan Prabowo Mania, Laskar Inggit Ganarsih, DPP Paku Sunda, Hikam Nusantara (Himpunan Kyai Kampung, Jaringan Suara Desa, Prabowo Online, Gerakan Indonesia Bangkitkan Rakyat Nusantara (Gibran) dan Relawan Lintas Generasi (Religi). Lalu ada juga Relawan Indonesia Maju (KIM), Relawan Pragib Indonesia, Madinatul Islam dan Infinity Generations.
Pembina Sekber 08 Relawan Prabowo Gibran Jabar, Yayat T. Soemitra mengatakan, forum yang diinisiasi Sekber 08 Jawa Barat Prabowo-Gibran ini menjadi ajang bertukar pikiran antara sesama relawan Prabowo-Gibran.
Sejumlah strategi pemenangan pun diramu agar skema pemenangan bisa berjalan masif dan sesuai target. "Ada skema yang bakal kami diterapkan, yakni satu desa satu Jubir (Juru Bicara) untuk bisa meraih suara kemenangan dari desa," ucapnya, Minggu 26 November 2023.
Gagasan untuk menerapkan satu desa satu Jubir ini berangkat dari pengalaman tim pemenangan Prabowo-Gibran di mana masyarakat desa yang notabene berprofesi sebagai petani harus melek digital dan memanfaatkan teknologi.
Bahkan, dalam webinar tentang koordinasi kebijakan sektor keuangan beberapa tahun lalu, mantan gubernur BI Burhanuddin Abdullah kembali mengingatkan pentingnya revitalisasi sektor pertanian.
Selain untuk pemenuhan kebutuhan pokok, sektor pertanian berperan sebagai penopang stabilitas makroekonomi, penciptaan nilai dalam perekonomian dan lapangan kerja. Hal yang disampaikan rektor IKOPIN ini sangat justified.
"Indonesia ini dikaruniai SDA luar biasa karena menghasilkan beragam komoditas yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk industri dengan nilai tambah besar," tuturnya.
Menurutnya selain mampu berswasembada, Indonesia berpeluang sebagai pengekspor produk pertanian utama dunia. Hal tersebut tentunya sesuai dengan visi misi Probowo-Gibran yang disampaikan pada 15 Agustus 2023 lalu.
Selain itu mempercepat pembangunan desa melalui penguatan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan untuk pemerataan dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan merupakan amanat konstitusi.
Hanya saja begitu banyak yang diberikan desa, namun masih terbatas yang dapat dilakukan. Beberapa indikator secara jelas menunjukkan hal itu.
Pada September 2019, dari penduduk miskin sebanyak 24,8 juta orang, sekitar 14,9 juta berada di perdesaan, sedangkan di perkotaan hanya 9,9 juta orang. Sementara itu, luas seluruh desa 1.887.148 kilometer persegi (km2) dibandingkan luas kelurahan 35.425 km2.
Dari sisi ekonomi, kontribusi perdesaan pada PDB masih terbatas. Kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan di perdesaan hanya 12,7 persen dari PDB nasional.
Yayat menyebutkan, persoalan tersebut sangat relevan dengan program yang dimiliki Prabowo-Gibran, sehingga pihaknya mendukung program pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 untuk mengembangkan potensi masyarakat desa.
"Adanya program satu desa satu Jubir ini tentu bakal berdampak pada sisi wawasan masyarakat desa dan tentu diharapkan mampu menarik massa dari desa. Termasuk, salah satunya soal makan siang gratis untuk anak-anak sekolah, balita, para santri dengan jumlah 82 juta orang," sebutnya.
Koordinator Sekber 08 Jawa Barat, Fidelis Giawa menambahkan, satu desa satu Jubir ini merupakan strategi menarik massa dengan pendekatan yang berbeda. Jubir di satu desa merupakan tokoh-tokoh yang memang sangat dihormati di desanya masing-masing, sehingga komunikasi jauh lebih mudah dilakukan mengingat ketokohan masih memiliki peranan penting di masyarakat.
Dia mengakui, desa menjadi perhatian Prabowo-Gibran karena dari sisi jumlah menarik lantaran 48 persen penduduk Indonesia ada di pedesaan. Tidak sedikit ibukota/kabupaten yang tetap menjadi desa. Bahkan, dari sisi lapangan penduduk desa itu mencapai 60 persen.
"Bagaimana kita merekrut satu desa satu Jubir itu disinkronisasi dengan keberadaan 5.000 desa nantinya," kata dia. (*)
Editor : Rizki Maulana