get app
inews
Aa Text
Read Next : Perlu Dicoba, Ini Tiga Cara Mudah Atasi Insomnia

Aisyah Kisahkan Rasulullah Tidur Mata Terpejam Namun Hatinya Selalu Terjaga

Jum'at, 01 Desember 2023 | 14:13 WIB
header img
Setiap orang memerlukan waktu tidur dan istirahat untuk mengumpulkan kembali energi. Namun, apakah tidur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) mirip dengan tidur manusia pada umumnya? Foto: Okezone

 

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Setiap orang memerlukan waktu tidur dan istirahat untuk mengumpulkan kembali energi. Namun, apakah tidur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) mirip dengan tidur manusia pada umumnya? Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anh:

Dalam buku "165 Kebiasaan Nabi" pada Jumat Selasa (1/12/2023), disebutkan:

"Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Wahai Rasulullah, apakah Anda tidur sebelum sholat witir?' Rasulullah menjawab, 'Wahai Aisyah, kedua mataku tidur, namun hatiku tidak tidur,'" (HR: Muttafaq Alaih).

Makna dari pernyataan bahwa "hati Rasulullah SAW tidak tidur" adalah bahwa meskipun tubuhnya tidur, hatinya tetap sadar. Sehingga, beliau selalu dapat bangun pada waktu yang diinginkan.

Ini dapat dimaknai bahwa hati beliau tetap sadar meskipun dalam keadaan tidur. Hal ini memungkinkan beliau untuk bangun tepat pada waktunya. Atau, hal ini dapat diartikan bahwa hatinya selalu terjaga dan tidak tidur, suatu keistimewaan yang hanya dimiliki oleh beliau dan tidak dapat ditiru oleh orang lain, kecuali dengan upaya maksimal agar tetap sadar di bawah pengawasan Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT).

Jadi, tidur Nabi memiliki perbedaan dengan tidur orang lain pada umumnya. Ini merupakan keistimewaan beliau sebagai utusan Allah SWT yang membawa risalah-Nya. Meskipun secara fisik, tidurnya mirip dengan kita, namun dari segi hati, beliau berbeda. Ketika kita tidur, jiwa dan hati kita turut terlelap, kita kehilangan kesadaran terhadap sekitar. Namun, pada Rasulullah, hatinya selalu terjaga dan tidak ikut terlelap dalam tidur.

Situasinya serupa dengan kebiasaan beliau dalam berpuasa wishal, di mana Allah memberinya makanan dan minuman saat tidur. Esok harinya, beliau bisa melanjutkan puasanya dari hari sebelumnya tanpa makan atau minum.

Jika ini adalah kebiasaan Rasulullah SAW, maka ini adalah keistimewaan yang hanya dimiliki oleh beliau. Karena itu, kita tidak dapat mencontoh hal ini secara langsung. Namun, kita dapat berusaha untuk mengatur pola tidur secara teratur sesuai dengan kemampuan kita.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut