BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - PT Bank BTPN Syariah Tbk dan Jawa Barat memiliki keterkaitan yang sangat erat sejak lama. Mengingat, BTPN Syariah telah melayani masyarakat inklusi secara langsung di Jawa Barat sejak 2011, bahkan Jawa Barat tercatat sebagai provinsi pertama yang dilayani oleh BTPN Syariah.
Pimpinan Wilayah Jawa Barat BTPN Syariah, Andi Setio mengatakan, BTPN Syariah yang siklus angsurannya 2 mingguan ini sangat cocok digunakan oleh model bisnis seperti petani yang hasil panennya bulanan. Sebab, itu merupakan usaha yang cashflownya rutin.
"Tapi ada gep nih antara siklus angsuran 2 mingguan dengan hasil panen bulanan. Kita tahu bahwa para nasabah ini tidak semata hanya memiliki pendapatan dari petani. Biasanya kami dorong untuk para nasabah memiliki usaha lain selain hasil tani yang bulanan. Ini merupakan bentuk pendampingan kami juga kepada para nasabah," kata Andi, Rabu (20/12/2023).
Terkait kriteria pinjaman, Andi mengatakan, peraturan BTPN Syariah akan memberikan pinjaman kepada nasabah sebesar Rp2 juta untuk proses awal.
"Tapi kita juga melihat bagaimana besaran usahanya, selagi usahanya berprinsip usaha syariah, produktif juga berpotensi untuk meningkatkan ekonomi nasabah diberi range 2-5 juta rupiah. Kita memilih nasabah yang memang berstatus prasejahtera, sehingga para nasabah bisa bertumbuh," jelasnya.
Andi mengungkapkan, di seluruh Indonesia khususnya Jawa Barat pihaknya melayani sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai masyarakat prasejahtera atau inklusif.
"Kita tidak spesifik hanya memberi pinjaman pembiayaan pada para petani, tapi semua jenis usaha yang baru mulai dan intinya secara berkelompok," ungkapnya.
Andi menyebut, sebelum memberikan pinjaman pembiayaan, pihaknya juga melakukan cek data ke aparat setempat terkait Kriteria Keluarga Miskin (KKM).
"Jikalau tidak ada, kita tidak memberikan pinjaman pembiayaan untuk usaha. Tidak hanya di desa, di kota juga kita memberikan pinjaman pembiayaan contohnya di daerah belakang Trans Studio Mall (TSM) Bandung kita berikan pinjaman pembiayaan karena di sana ada data KKM," terangnya.
Corporate & Marketing Communication Head, Ainul Yaqin menjelaskan, Uang Solidaritas merupakan uang yang dikumpulkan oleh para anggota sentra untuk membantu anggota sentra lainnya yang tidak bisa membayar kewajibannya dengan status pinjaman dan dikembalikan oleh anggota tersebut saat mampu.
"Penghitungan cicilan di depan anggota sentra ini merupakan salah satu prinsip transparansi dalam syariah, dual control juga digunakan apabila ada anggota sentra yang tidak bisa hadir diwakilkan oleh Ketua Sentra," ucap Ainul.
Ainul menyebut, menarik tabungan, meningkatkan tabungan, menabung, pencairan di BTPN Syariah ini masih secara manual antara sentra ke bank setiap 2 minggu sekali di depan para anggota nasabah.
"Tapi petugas bank (Community Officer) melaporkannya dengan sistem online secara real-time di saat kumpul 2 mingguan," ujarnya.
Adapun alasan tidak diberlakukan secara online, Ainul menyebut, karena yang dilayani oleh BTPN Syariah itu masyarakat inklusi.
"Tapi Community Officer sudah melakukan semuanya dalam sistem online dengan tablet yang diberikan oleh BTPN Syariah untuk memberikan pelayanan," imbuhnya.
Menurutnya, prinsip syariah di BTPN Syariah ini sangat diberlakukan, khususnya dalam rangka saling ikhlas dalam menetapkan margin keuntungan untuk bank. Setelah itu akad dilakukan antara nasabah dan bank disaksikan oleh para anggota sentra.
"Bagi nasabah yang keberatan dengan margin keuntungan untuk bank bisa dibicarakan agar akad bisa berjalan," ungkapnya.
Selain itu, keterlibatan keluarga sangat penting dalam meningkatkan pinjaman di sini. Bagi perempuan yang sudah berkeluarga atas persetujuan suami, bagi perempuan yang belum berkeluarga atas persetujuan ayah.
BTPN Syariah ini juga selain membantu perekonomian keluarga, juga membantu pemerintah untuk memastikan kekuatan perekonomian di Kampung Cinangsih, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung ini.
Salah satu nasabah BTPN Syariah, Euis Nurhajanah mengaku, sudah ikut pinjaman di BTPN Syariah sejak tahun 2013. Awalnya, Euis mendapat pinjaman sebesar Rp2 juta dan tanpa jaminan alias punya usaha tani yang masih kecil.
"Sekarang udah di angka Rp15 juta, alhamdulillah bisa jadi modal usaha tani. Keuntungannya alhamdulillah bisa buat beli motor, bisa membiayai anak sekolah dan menafkahi keluarga sebagai single parent. Dulu cuman 250 tumbak ngelola tani, alhamdulillah sekarang bisa 1 hektare," katanya.
Euis juga bersyukur, dengan disiplin membukukan modal, pengeluaran, pendapatan bisa meningkat, teratur bayar angsuran dan menyisihkan untuk menabung juga.
"Cita-citanya sih pengen sampe jadi bandar selain jadi tani dan ada rencana juga naik pinjamannya jadi Rp20juta," ucapnya.
Ketua Sentra Cinangsih, Neng Wida mengungkapkan, rajin menabung adalah kunci agar bisa membayar angsuran tepat waktu.
"Karena jatahnya itu 2 minggu untuk menyisihkan uang," ujarnya.
Wida menyebut, awal mula membentuk Sentra Cinangsih ini adalah untuk memperkuat modal.
"Dengan syarat jujur, disiplin alhamdulillah berjalan sampai 10 tahun ini, total saat ini ada 30 anggota sentra. Saya kata anggota sentra sampe dibilang galak, karena saya mah pengen tegas," katanya.
Ketua Kesejahteraan Rakyat Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kampung Cinangsih, Devi Rijalul Fikri mengucapkan terima kasih kepada BTPN Syariah karena telah banyak membantu warga dengan adanya program ini.
"Dengan adanya program ini warga kami sangat terbantu. Warga kami yang mempunyai usaha kecil/mikro bisa terbantu untuk meningkatkan usahanya," ungkapnya.
Devi juga mengimbau, warganya untuk rajin menabung agar dapat membayar sesuai waktu yang telah ditentukan.
"Dan khususnya juga ada izin dari suami, karena ditakutkan terjadi kasus yang tidak diinginkan. Dulu pernah ada juga yang memalsukan data untuk mendapatkan pinjaman," katanya.
"Adanya BTPN Syariah ini saya yakin, karena ibu-ibu juga sering diingatkan, sangat transparan dan dilatih dalam mengelola keuangan," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya