get app
inews
Aa Read Next : Kabupaten Bandung 2 Kali Diguncang Gempa, BNPB: 3 Kepala Keluarga Terdampak

Sejumlah Ahli Beda Pendapat soal Penyebab Gempa Bumi di Sumedang

Kamis, 04 Januari 2024 | 10:58 WIB
header img
Gempa Sumedang. (Foto: X @infoBMKG)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sejumlah ahli buka suara terkait peristiwa gempa bumi beruntun yang terjadi di Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023) hingga Senin (1/1/2024).

Berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi di Kementerian ESDM menyebutkan, bencana gempa bumi itu diakibatkan aktifnya Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Namun, hal ini justru diragukan oleh dosen dari Fakultas Teknik Geologi di Unpad, Ismawan. Dia meyakini, bahwa bencana gempa tersebut bukan disebabkan oleh pergerakan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Kalau saya cenderungnya masih bukan dari sesar itu cenderungnya ya," ucap Ismawan saat dihubungi, Rabu (3/1/2024).

Ismawan mengungkapkan, ujung Sesar Cileunyi-Tanjungsari berjarak sekitar 2 kilometer hingga 3 kilometer dari pusat gempa. Hal itu menjadi tanda jika pusat gempa terpisah dari garis Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Kalau kita zoom sebetulnya masih memiliki jarak yang cukup jauh mungkin sekitar 2 kilometer atau 3 kilometer lah. Sehingga, tidak pada garis sesarnya," ungkapnya.

Selain itu, pergerakan sesar yang menghasilkan rentetan gempa di Sumedang lebih mengarah ke barat timur. Menurutnya, hal itu berbeda dengan Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang mengarah ke timur laut barat daya.

"Sumbernya itu dihasilkan tiga-tiganya itu dari sesar yang arahnya bukan timur laut barat daya tapi lebih ke arah barat timur. Tidak sejajar dengan sesar yang Cileunyi-Tanjungsari," jelasnya.

Karena itu, Ismawan menduga, adanya aktivitas dari sesar lain yang mengakibatkan gempa di Sumedang. Sesar itu masih belum teridentifikasi.

Ismawan menilai, alangkah lebih baik dilakukan penelitian atau kajian lebih lanjut untuk memastikan sesar yang mengakibatkan gempa di Sumedang.

"Bisa saja (sesarnya) sudah ada tapi belum teridentifikasi oleh ahli geologi di BMKG," ujarnya.

Disinggung mengenai periodesasi gempa di Sumedang, Ismawan belum dapat memastikannya. Dia menyebut, periodesasi gempa hanya dapat diukur jika sesar yang mengakibatkan gempa sudah diketahui secara pasti.

"Sekitar situ (gempa pernah) tahun 2003 bulan apa pernah ada tapi karena magnitude-nya kecil sehingga tidak terekspos," imbuhnya.

Berbeda dengan Ismawan, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Irwan Meilano mengaku sepakat dengan rilis resmi dari Badan Geologi yang menamai Sesar Cileunyi-Tanjungsari sebagai penyebab gempa di Sumedang.

"Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Badan Geologi, untuk sekarang kita bisa menggunakan nama Sesar Cileunyi-Tanjungsari," ucap Irwan.

Irwan mengakui, bahwa diperlukan kajian yang lebih rinci untuk memastikan sesar yang memicu gempa di Sumedang. Kajian yang dilakukan meliputi panjang dan lebar bidang gempa hingga pengulangan gempanya.

"Tim dari ITB ada yang sekarang survei, kita pasang alat jumlahnya lebih dari 20 untuk memastikan bidangnya di mana begitupula BMKG saya yakin melakukan hal yang sama, dan Badan Geologi saya yakin melakukan hal yang sama," terangnya.

Irwan pun menghargai, jika ada ahli yang berbeda pendapat dengan Badan Geologi. Menurutnya, yang terpenting harus dilakukan oleh para ahli sekarang bukanlah mempersoalkan nama sesar tapi meneliti karakteristik dari sesar yang menyebabkan gempa.

"Kalau masalah nama silahkan dinamakan apapun, tapi kami lebih fokus sumber gempa kemarin tuh bagaimana sih karakteristiknya, panjang bidang, kemudian lebar, bergesernya berapa, dan lain-lain, itu yang menurut kami lebih fokus," katanya.

Sebelumnya, rentetan gempa mengguncang wilayah Sumedang. Gempa pertama terjadi pada Minggu (31/12/2023) dengan kekuatan 4,1 Magnitudo. Lalu, gempa kembali terjadi dengan kekuatan 3,4 Magnitudo dan disusul dengan kekuatan 4,8 Magnitudo.

Gempa susulan kembali terjadi di Sumedang pada Senin (1/1/2024) dengan kekuatan 4,4 Magnitudo serta kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada 4 kilometer sebelah Utara Kabupaten Sumedang.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut