BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Rektor Universitas Pasundan (Unpas) Prof Dr H Azhar Affandi SE MSc mengatakan, menjadi profesor tidak cukup hanya dengan kompeten di bidangnya, namun harus dibarengi dengan perilaku dan etika untuk menjadi contoh dan tauladan bagi mahasiswa dan masyarakat.
Peenyataan itu disampaikan Rektor Unpas Prof Azhar seusai pengukuhan Guru Besar Unpas di Aula Djuanda Gedung Rektorat Unpas, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu(27/4/2024).
“Saat ini banyak profesor namun juga banyak kasus plagiarisme karya ilmiah. Karenanya, saya berharap ketika menjadi Guru Besar, maka ada etika yang harus dijunjung tinggi karena menjadi profesor itu bukan hanya kompeten di bidangnya namun juga harus memiliki perilaku dan etika yang menjadi contoh tauladan bagi semua,” kata Rektor.
Prof Azhar menyatakan, saat ini di Unpas, banyak dosen yang meraih posisi lektor dan tinggal satu langkah lagi menuju Guru Besar. Dia berharap, untuk meraih Guru Besar tersebut, mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan.
“Diharapkan dalam prosesnya mengikuti aturan yang sudah baku, bukan hanya karya ilmiah yang sifatnya plagiasi. Apalagi saat ini banyak kasus yang muncul jadi selain karya nyata, yang terbarukan, brilian, juga berkaitan dengan etika yang harus dijunjung tinggi,” ujar Prof Azhar yang juga Guru Besar Bidang Ekonomi ini.
Saat ini Unpas menjadi kampus swasta di Jabar dengan jumlah Guru Besar terbanyak yakni 38 Guru Besar.
“Karena saat ini guru besar kita (Unpas) jumlahnya sangat banyak, namun memang belum seragam dan merata. Paling banyak di Unpas itu guru besar di bidang Ilmu sosial dan politik. Ke depan diharapkan, fakultas yang belum memiliki guru besar, seperti FISS, FK yang memang baru, bisa segera melahirkan guru besar,” tutur tutur Rektor.
Prof Azhar menilai banyaknya guru besar di Unpas menjadi kredibilitas tersediri sekaligus tantangan, khususnya di mata masyarakat. “Dengan demikian, kami mendorong Unpas untuk bisa lebih berorientasi internasional dan lebih diakui dunia,” ucap Prof Azhar.
Sedangkan tiga guru besar yang dilantik, yakni, Prof Ade Priangani MSi sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hubungan Internasional, Prof Dr R Taqwaty Firdausijah MSI Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik dan Prof Dr Iwan Satibi SSos MSi sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Publik.
Ketiga guru besar itu meyampaikan orasi ilmiah. Ekonomi Syariah Sebagai Alternatif Tata Kelola Ekonomi Politik Global oleh Prof Ade Priangani MSi. Orasi ilmiah berjudul Transformasi Manajemen Sumber Data Manusia Sektor Publik di Era Digital oleh Prof Dr R Taqwaty Firdausijah MSI, dan orasi Prof Dr Iwan Satibi SSos MSi membawakan orasi ilmiah berjudul Konstruksi Model Sinergitas Kebijakan Publik Berbasis Etis.
Prof Ade Priangani berharap setelah meraih Guru Besar, akan lebih banyak mengabdi kepada Unpas dan masyarakat, ”Apa yang sudah diraih, baik keilmuan yang sudah di dapat, insyaAllah sebagai ladang amal ke depan,” kata Prof Ade.
Sedangkan Prof Taqwaty Firdausijah mengatakan, pencapaian yang diraih menjadi bukti eksistensi dalam berkarya.
“Kita juga akan menjadi lokomotif bagi dosen-dosen, terutama di Unpas. Kita juga harus menjadi inspirator dan juga motivator bagi dosen-dosen, agar mereka juga dapat mencapai pucak karir sebagai seorang dosen yaitu menjadi guru besar,” kata Prof Taqwaty.
Prof Iwan Satibi menyatakan, menjadi Guru Besar harus memiliki mental tangguh, jangan cengeng, dan tidak cepat menyerah.
“Sekali karya kita ditolak, kita tidak berhenti. Saya sendiri ketika mengajukan itu sampai tiga kali, kemudian ditolak, dan terus mengajukan lagi, sampai tiba akhirnya sekitar September saya bisa memasukan jurnal berikutnya yang kemudian jadi syarat (menjadi guru besar),” kata Prof Iwan Satibi.
Editor : Ude D Gunadi