BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sidang pra peradilan Pegi Setiawan berbuah manis, dimana hasilnya status tersangka dan penahanan PS telah dibatalkan.
Turut bahagia mendengar kabar tersebut, Dedi Mulyadi, salah satu tokoh yang terjun langsung mencari titik terang kasus tersebut kemudian mempertanyakan nasib dari delapan tersangka lainnya.
“Kemudian, bebasnya Pegi Setiawan akan melahirkan tanda tanya besar bagi kita, apakah 7 terpidana yang masih mendekam dan satu sudah bebas itu mereka bersalah?,” ungkap Dedi, dikutip dari akun Instagram @dedimulyadi76, Senin (8/7/2024).
Mantan Bupati Purwakarta itu menuturkan tanda tanya besar itu akan terjawab dengan berjalannya proses laporan dari keluarga terpidana ke Mabes Polri.
“Pertanyaan itu harus dijawab melalui berjalannya proses laporan dari keluarga terpidana ke Mabes Polri, laporan terhadap Pak RT Pasren dan putranya Abdul Kahfi, sebentar lagi kita akan melaporkan keluarga terpidana, melaporkan Aep dan Dede,” terangnya.
Kemudian, Kang DM sapaan Dedi Mulyadi mengatakan jika laporan tersebut telah berjalan maka nantinya posisi kasus 6 tahun silam itu akan terlihat, apakah sebuah pembunuhan atau kecelakaan.
“Kalau ini sudah terproses maka nanti kita akan melihat kasus posisi yang sebenarnya, apakah kasus ini pembunuhan, maka kita akan bicara siapa pelaku sebenarnya, kalau ini kecelakaan maka kasus ini sudah berakhir,” bebernya.
Sebelumnya, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Eman Sulaeman mengabulkan permohonan pencabutan status tersangka yang ditetapkan penyidik Polda Jabar terhadap Pegi Setiawan.
Hal tersebut disampaikan Eman Sulaeman dalam amar putusan praperadilan yang dilayangkan pemohon dalam kasus pembunuhan Eky dan Vina di Cirebon pada 2016 silam.
“Penetapan tersangka atas pemohon haruslah dinyatakan tidak sah dan dinyatakan batal demi hukum,” ucap Eman saat membacakan amar putusan, Senin (8/7/2024).
Ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan hakim dalam putusannya. Pertama, hakim tidak sependapat dengan dalil termohon dan ahli termohon dalam sidang praperadilan.
"Menimbang bahwa hakim tidak sepandapat dengn dalil termohon dan ahli dari termohon yang berpendapat untuk penetapan tersangka hanya dengan bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup adalah minimal 2 alat bukti serta tidak harus adanya pemeriksaan calon tersangka terlebih dahulu," kata hakim.
Hakim menilai, penetapan tersangka Pegi Setiawan harus diikuti dengan adanya pemeriksaan calon tersangka. Hal itu sebagaimana yang telah diatur dalam putusan Mahkamah Konstitusi.
"Menurut hakim, penetapan tersangka tidak hanya dengan bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup adalah minimal 2 alat bukti tetapi juga harus diikuti adanya pemeriksaan calon tersangka terlebih dahulu karena hal tersebut sudah jelas dan tegas termaktub dalam putusan Mahkamah Konstitusi nomor 21/PUU XII/2014," tuturnya.
Selain itu, hakim juga tidak menemukan bukti adanya fakta yang menunjukan bahwa Pegi Setiawan merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan Eky dan Vina Cirebon.
"Menimbang bahwa oleh karena sebagaimana fakta di persidangan tidak ditemukan bukti satu pun yang menunjukan bahwa pemohon dalam penyidikan yang dilakukan oleh termohon pernah dilakukan pemeriksaan sebagai calon tersangka sebelum ditetapkan tersangka oleh termohon maka menutut hakim penetapan tersangka atas pemohon haruslah dinyatakan tidak sah dan dinyatakan batal demi hukum," bebernya.
Editor : Zhafran Pramoedya