BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Yusa Djuyandi turut menanggapi keputusan Partai Gerindra yang memberikan tiket Wali Kota Bandung kepada Ridwan Dhani Wirianata.
Diketahui, sebelumnya nama Dhani Wirianata tidak muncul dalam penjaringan calon kepala daerah (cakada) yang digelar DPC Gerindra Kota Bandung.
Kini, suara tersebut muncul lantaran faktor Dhani yang dekat dengan elite Gerindra. Dimana, Dhani Wirianata merupakan mantan Asisten Pribadi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Yusa mengatakan demokrasi itu dibangun bukan karena kedekatan dengan elite partai melainkan kedekatan dengan masyarakat.
"Kalau modalnya hanya aspri berarti karena faktor kedekatan. Secara politik, demokrasi dibangun bukan karena faktor kedekatan dengan elite, tapi dekat dengan masyarakat sebagai pemegang mandat," kata Yusa saat dihubungi, Minggu (21/7/2024).
Menurut Yusa, setiap partai politik perlu menjaring calon pemimpin yang tepat. Penjaringan itu dilakukan guna mencari pemimpin yang mengerti akan kebutuhan dan masalah daerahnya.
Akan disayangkan, lanjut Yusa, manakala pemilihan calon kepala daerah hanya berdasarkan populer dan dekat dengan ketua umum parpol atau elite saja.
"Sayangnya kecenderungan ini sekarang terjadi hampir di beberapa daerah, termasuk Bandung," singgung Yusa.
Yusa pun tak menampik, bila saat ini butuh pemimpin yang paham masalah Kota Bandung. Lebih jauh calon pemimpin tersebut memiliki pengalaman dan sudah berinteraksi dengan warga.
Dengan kriteria tersebut, maka calon pemimpin bisa menyusun visi, misi dan program kerja yang tepat.
"Mengenai Dhani, memang sosok muda identik dengan orang yang energik, tapi itu belum cukup. Masyarakat akan melihat latar belakangnya, sudah ada pengalaman belum, paham Bandung tidak, bagaimana nanti membangun komunikasi dengan masyarakat," ucap Yusa.
Dengan situasi yang terjadi saat ini, Yusa melihat hal itu menjadi tantangan bagi Gerindra. Partai pimpinan Prabowo Subianto itu harus bisa membangun image calon yang diusungnya agar bisa diterima masyarakat dan juga partai lain yang akan diajak koalisi.
Sebelumnya, Pengamat Sosiologi Politik dari Unpad, Muhammad Fedryansyah mengatakan, respon masyarakat akan terbelah dua terhadap keputusan Gerindra dalam merekomendasikan nama Dhani. Pertama, banyak orang akan bertanya siapa sosok Dhani.
"Kang Dhani ini belum banyak yang tahu, dalam artian kalau kita cek ternyata latar belakang beliau tidak di Bandung. Jadi ini suatu pertanyaan bagi masyarakat, ini siapa yah ujug-ujug mau maju gitu," kata Fedryansyah saat dihubungi, Sabtu (20/7/2024).
Meski begitu, kata dia, keputusan itu bisa direspon positif dalam arti menjadi challenging alias tantangan. Mengingat, Dhani direkomendasikan oleh partai besar dan didukung oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Tapi mayoritas akan mempertanyakan Kang Dhani ini bisa apa, ko sebesar Gerindra berani mencalonkan. Apakah akan menjadi blunder atau tidak, ini harus tantangan sendiri bagi Kang Dhani dan timnya untuk membuktikan itu," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya