get app
inews
Aa Read Next : Tak Jadi Calon di Pilkada, Anies Baswedan Akui Menyesal

Berpotensi Dampingi Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar, IPRC: Atalia Bisa Raup Suara Ridwan Kamil

Jum'at, 09 Agustus 2024 | 19:31 WIB
header img
Diskusi Publik IPRC 'Keamanan Pilkada Jabar Pasca Ridwan Kamil di Jakarta?' di Anatomi Caffe, Kota Bandung, Jumat (9/8/2024). (Foto:Abbas)

BANDUNG, iNewsBandungraya.idAtalia Praratya berpotensi meraup suara Ridwan Kamil jika maju sebagai bakal calon wakil Gubernur Jabar pada Pilkada Serentak 2024.

Hal itu dikatakan Peneliti Senior IPRC Firman Manan saat berbicara kemungkinan Ridwan Kamil maju di Pilgub DKI. Setelah Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengusung Dedi Mulyadi untuk maju pada kontestasi Pilgub Jabar mendatang.

"Nama Atalia menjadi salah satu nama yang serius. Atalia salah satu figur yang berorientasi dengan Ridwan Kamil, suara loyalis Ridwan Kamil akan bermigrasi mendukung Atalia di koalisi Indonesia maju," kata Firman Manan, saat Diskusi Publik IPRC 'Keamanan Pilkada Jabar Pasca Ridwan Kamil di Jakarta?' di Anatomi Caffe, Kota Bandung, Jumat (9/8/2024).

Disisi lain Firman juga berasumsi tentu suara Ridwan Kamil ke Atalia sepenuhnya. Pasalnya ada kekecewan dari loyalis Ridwan Kamil karena dia maju di Pilkada Jakarta.

"Ada case yang berbeda. Problemnya Ridwan Kamil meninggalkan Jabar. Belum tentu suara Ridwan Kamil bisa ke atalia, karena ada kekecewaan (RK maju ke Jakarta)," jelasnya.

Selain nama Atalia, Pengamat Politik Unpad ini mengatakan ada nama lain dari internal Golkar yang berpotensi diusung mendampingi Dedi Mulyadi yakni Ade Ginanjar.

Namun, lanjutnya sampai saat ini nama Atalia  palingan diunggulkan diusung. Hal itu dikarenakan memiliki kedekatan dengan loyalis Ridwan Kamil.

“Setelah kang RK ada kemungkinan maju di Jakarta, ada nama Atalia dan Ade Ginanjar saya kira dua nama itu yang muncul dari internal Golkar,” tandasnya. 

Tak hanya itu, Firman juga berbicara terkait kemungkinan kotak kosong di Jabar. Dia menyebut, Pilkada Jabar merupakan kelanjutan dari Pilpres terkait dengan pemenangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di level nasional bisa terjadi di level daerah.

"KIM Plus bisa solid di Jabar sampai hari ini karena ada insentif-insentif yang sebetulnya belum konkrit. Ini masih tarik ulur, semua partai masih berharap mendapatkan hasil maksimal jadi wajar KIM masih solid," bebernya.

Sampai saat ini, kata Firman, KIM solid untuk Jabar dan akan menjadi poros koalisi. Sedangkan, non-KIM harus konsisten untuk menjadi penyeimbang di Jabar.

Partai-partai yang tidak memiliki cukup kursi untuk mengusung, sambung dia, menjadikan tidak adanya alternatif calon untuk bertarung di Pilkada Jabar, sehingga memungkinkan terjadinya lawan kotak kosong.

"Tidak cukup kursi untuk mengusung alternatif. Jawa barat masih mungkin lawan kotak kosong," tuturnya.

Sementara itu, Peneliti Utama IPRC Muradi menyampaikan bahwa kemungkinan kotak kosong di Jabar kecil. Menurut dia, kotak kosong mengancam demokrasi, karena akan menjadikan publik frustasi.

"Jujur saja kemungkinan kotak kosong di Jabar kecil. Kalau kotak kosong terjadi akan jadi ancaman partisipasi masyarakat datang ke TPU. Padahal, demokrasi esensi politiknya terbuka," ucap Muradi.

Terkait Ridwan Kamil akan melawan kotak kosong di Jakarta, Muradi menganggap hal tersebut hanya sebatas gimmick.

"Jujur saja, bagi saya RK akan lawan kotak kosong di Jakarta hanya gimmick politik saja," tandasnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut