BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan memberikan analisis mendalam mengenai kekuatan pasangan calon Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
Menurutnya, kehadiran Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur dan Erwan Setiawan sebagai calon wakil gubernur membawa dinamika yang berbeda dibandingkan dengan pasangan sebelumnya, Dedi Mizwar dan Dedi Mulyadi pada Pilgub Jabar 2018.
Firman menjelaskan bahwa pada Pilgub Jabar 2018, Dedi Mizwar sebagai calon gubernur dan Dedi Mulyadi sebagai wakil gubernur harus bersaing dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang memiliki elektabilitas dan popularitas tinggi.
Kini, dengan majunya Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta, Dedi Mulyadi berhasil mengungguli elektabilitas dan popularitas di tingkat provinsi.
"Dedi Mulyadi telah melakukan banyak kerja-kerja elektoral yang kini sudah melekat di masyarakat," ungkap Firman saat dihubungi, Kamis (10/10/2024).
Selain itu, kehadiran Erwan Setiawan yang memiliki basis dukungan kuat di Bandung Raya berkat pengalaman sebagai mantan Ketua DPRD menjadi poin plus bagi pasangan ini.
"Potensi Erwan untuk menggarap wilayah Bandung Raya sangat besar, terutama jika dikaitkan dengan dukungan dari tokoh terkenal seperti Umuh Muchtar yang dikenal di kalangan pendukung Persib,” paparnya.
Meski demikian, Firman menyebutkan bahwa tantangan bagi Dedi-Erwan adalah mengonsolidasikan dukungan dari pendukung Persib. Namun, Firman menekankan bahwa potensi kemenangan tetap akan ditentukan oleh figur calon gubernur.
“Sedangkan wakil gubernur harus mampu berkontribusi dalam menyumbang suara,” ujarnya.
Saat membandingkan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan dengan pasangan lain seperti Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, Firman mencatat bahwa Dedi Mulyadi masih unggul dalam hal elektabilitas dan popularitas.
Meski begitu, Firman menyoroti potensi kejutan dari PKS yang dapat mempengaruhi hasil akhir Pilgub Jabar 2024.
"Jika mesin partai PKS efektif seperti di tahun 2018, pasangan ASIH bisa bersaing ketat dengan Dedi-Erwan," jelasnya.
Pertanyaan besar yang muncul, kata Firman, yakni seberapa efektif mesin PKS saat ini dan apakah mereka dapat menarik dukungan yang signifikan untuk menciptakan persaingan yang lebih ketat dalam Pilgub Jabar 2024.
Editor : Zhafran Pramoedya