JAKARTA, iNewsBandungRaya.id – PT Nestlé Indonesia melanjutkan program distribusi 5.000 bangku sekolah daur ulang berbahan plastik pasca konsumsi keberagaman Sekolah Dasar (SD) secara nasional yang telah diumumkan tahun lalu. Hal ini sebagai bagian dari komitmen Nestlé Indonesia berkelanjutan terhadap lingkungan.
Untuk tahap awal, 720 bangku daur ulang akan didistribusikan ke 72 sekolah dasar di DKI Jakarta, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Karawang.
Selain itu, turut diselenggarakan sesi edukasi untuk para siswa sekolah dasar tentang pentingnya melakukan pengurangan dan pemilahan sampah di sekolah, maupun untuk para guru dan kepala sekolah tentang tata kelola sampah di sekolah agar tidak mencemari lingkungan.
Program ini mendukung Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang diusung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, khususnya pada pada pilar “Sehat Lingkungan” yang menekankan pentingnya gerakan Reduce, Reuse, Recycle (3R), serta program pengelolaan sampah yang diusung Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid mengatakan, pengelolaan sampah telah menjadi aspek penting yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, dengan memberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini menjadi langkah krusial untuk membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.
"Melalui program ini, kami berharap dapat menginspirasi para siswa dan guru untuk turut berperan aktif menjaga lingkungan. Ini dapat diawali dengan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah," ucap Samer dalam keterangannya, Sabtu (30/11/2024).
"Salah satu langkah awal yang dapat mulai diterapkan adalah mendorong setiap siswa untuk mengumpulkan dan memilah sampah plastik, yang kemudian dapat dikumpulkan untuk diolah menjadi produk daur ulang, seperti bangku atau barang bermanfaat lainnya," tambahnya.
PT Nestlé Indonesia berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan yang peduli pada isu sampah di Indonesia, mulai dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sahabat Lingkungan, TPS3R Baraya Runtah, SWI, maupun mitra pelapak dan pendaur ulang dengan tujuan untuk meningkatkan angka pengelolaan sampah plastik dan memastikan dilakukan pemrosesan secara optimal seperti didaur ulang.
Ketua KSM Sahabat Lingkungan, Hendro Wibowo membagikan perjalanan kerja sama dengan PT Nestlé Indonesia sejak 2019.
“PT Nestlé Indonesia telah bekerja sama dengan kami secara berkelanjutan untuk mendukung upaya terciptanya ekonomi sirkular di tengah masyarakat. Pada 2021, kami bersama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang membangun fasilitas TPS3R Baraya Runtah di desa Sukaluyu, Jawa Barat," katanya.
Hendro menyebut, kegiatan operasional di TPS3R yaitu pengumpulan pemilahan, hingga pelaksanaan daur ulang sampah saat ini dapat mencapai kapasitas hingga 3 ton per hari.
Fasilitas tempat pengolahan sampah ini juga menciptakan 25 lapangan kerja bagi penduduk setempat dengan mendukung 4.500 rumah tangga dan usaha daerah setempat.
"Untuk program distribusi bangku sekolah daur ulang ini, sampah-sampah yang kami kumpulkan akan dilebur menjadi balok plastik dan dijadikan kerangka bangku," jelasnya.
Setiap kerangka bangku terbuat dari lebih kurang 25 kg sampah plastik sachet dan flexible, dari sampah rumah tangga yang dikelola di TPS3R Baraya Runtah di Karawang maupun sampah yang diperoleh dari mitra pelapak.
Sampah yang dikumpulkan dari kedua lokasi tersebut akan dilebur oleh Abbas Plastindo menjadi balok plastik untuk dijadikan kerangka. Adapun alas duduk terbuat dari papan bekas peti.
Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup RI, Agus Supriyanto mengatakan, langkah ini merupakan upaya untuk meminimalkan sampah yang harus dibuang dengan memanfaatkannya menjadi barang baru yang berguna.
Agus menambahkan, Kementerian Lingkungan Hidup mengapresiasi kolaborasi dari berbagai pihak yang telah menciptakan terobosan seperti ini, mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Kami mendorong semua produsen yang menggunakan kemasan untuk turut bertanggung jawab atas pengelolaan sampahnya, tidak hanya membiarkannya berakhir di tempat pembuangan," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menjalankan gaya hidup minim sampah, seperti menghindari penggunaan plastik sekali pakai, membawa kantong belanja sendiri, menghabiskan makanan, memilah sampah dari rumah, hingga mengolah sampah organik menjadi kompos.
"Perubahan iklim adalah kenyataan yang sudah di hadapan kita, mari bertindak bersama untuk masa depan yang lebih baik," ujarnya.
Melalui pendekatan edukatif, program ini juga telah mendukung program GSS yang diinisiasi oleh Kemendikdasmen RI, bertujuan untuk menanamkan kebiasaan ramah lingkungan di kalangan generasi muda, serta menginspirasi siswa untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kepala Kemitraan Gerakan Sekolah Sehat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Catur Budi Santoso memandang, perlu untuk terus melakukan berbagai upaya dalam menggaungkan kampanye GSS kepada para masyarakat, terutama kepada satuan pendidikan.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada PT Nestlé Indonesia bersama mitranya SPEAK Indonesia yang telah berperan dalam program pendistribusian bangku daur ulang sampah plastik dan juga edukasi kepada siswa dan guru tentang pentingnya tata kelola sampah agar tidak mencemari lingkungan," tuturnya.
Pihaknya juga mengajak untuk terus meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan satuan pendidikan, melalui implementasi Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.
"Dengan demikian akan dapat diharapkan terwujudnya peningkatan kualitas pembelajaran, sehingga dapat membentuk anak Indonesia yang Sehat, Cerdas, Kuat, dan Berkarakter," ungkapnya.
Bersama dengan Kemendikdasmen RI, untuk tahap pertama, PT Nestlé Indonesia telah memilih 72 Sekolah Dasar sebagai penerima bangku hasil daur ulang dengan mempertimbangkan kriteria yang relevan.
Kriteria tersebut mencakup sekolah yang menjadi fokus GSS dari Kemendikdasmen RI, dan menunjukkan komitmen terhadap implementasi pilar-pilar GSS, terletak di sekitar area operasional PT Nestlé Indonesia, serta sekolah yang telah menjalankan program Nestlé Healthy Kids untuk memastikan kesiapan dan kapasitas sekolah terkait edukasi pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan.
Kepala Sekolah SDN Cilandak Barat 03, Pinggir Sumarsono mengapresiasi PT Nestlé Indonesia atas inisiatif ini.
“Program ini sangat luar biasa, karena dapat memberikan edukasi dan menumbuhkan rasa peduli para siswa sejak dini dengan lingkungan sekitarnya. Saya berharap program ini dapat terus berlanjut dan dapat diimplementasikan ke seluruh sekolah lainnya di Indonesia,” ucap Pinggir.
Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu berharap, melalui program ini dapat menanamkan kesadaran dan semangat keberlanjutan pada generasi muda, yang akan menjadi agen perubahan dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen untuk terus mencari inovasi dalam pengelolaan sampah dan mendukung ekonomi sirkular, serta mengajak masyarakat untuk mempromosikan perilaku bijak sampah. Bersama pemerintah, mitra maupun masyarakat, kami optimis dapat mewujudkan Indonesia yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Sufintri.
PT Nestlé Indonesia berkomitmen untuk melakukan upaya sustainability di berbagai pilar yaitu bertindak atas perubahan iklim, kemasan berkelanjutan, pasokan berkelanjutan, dan pengelolaan air.
Pada area kemasan berkelanjutan maupun waste management, PT Nestlé Indonesia melakukan berbagai upaya termasuk mendirikan 15 TPST/TPS3R di 3 provinsi untuk mengelola sampah rumah tangga sehingga tidak hanya berakhir di TPA, melakukan kemitraan dengan 36 pelapak dan pendaur ulang skala industri kecil menengah di 5 provinsi sejak 2021 untuk meningkatkan angka pemroses sampah agar dapat didaur ulang, serta mempromosikan gaya hidup bijak sampah dengan berbagai inisiatif multisektor yaitu Waste Dropbox dan Waste Station.
Selanjutnya, PT Nestlé Indonesia juga merupakan salah satu pendiri dari Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) yang merupakan upaya lintas industri untuk mengembangkan pengelolaan persampahan. PT Nestlé Indonesia akan terus berupaya mewujudkan target sustainability dalam mencapai emisi nol pada 2050.
Editor : Rizal Fadillah