BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan bahwa aktivitas minum dapat menjadi ladang pahala jika dilakukan dengan cara yang benar.
UAH menjelaskan bahwa minum bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga dapat bernilai ibadah apabila diiringi niat yang ikhlas dan doa.
“Ketika saya minum menyebut nama Allah dengan niat ibadah, misal tidak tahu doanya, cukup ucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Setelah selesai, ucapkan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin,” ujar UAH, dikutip dari YouTube @Hahrhp08, Selasa (3/12/2024).
Menurut UAH, kunci utama agar aktivitas minum bernilai ibadah terletak pada niat. Minum bukan sekadar melepas dahaga, tetapi menjadi cara untuk mensyukuri nikmat Allah.
Dengan menyebut nama-Nya sebelum dan sesudah minum, tindakan sederhana ini mendapatkan dimensi spiritual yang bernilai pahala.
UAH juga menekankan pentingnya adab dalam minum, seperti meletakkan gelas setelah selesai. Ia menjelaskan bahwa tindakan tersebut dapat dicatat sebagai amal kebaikan jika disertai niat ikhlas.
“Begitu gelas diletakkan, akan dituliskan pahala. Jadi ibadah minumnya menghilangkan haus, kalimat tadi menjadikannya ibadah. Jika ikhlas, akan dicatat 10 kebaikan,” tambahnya.
Keikhlasan menjadi poin utama dalam setiap amal. UAH menegaskan bahwa ibadah yang dilakukan dengan niat murni karena Allah akan memberikan ketenangan hati. Sebaliknya, jika dilakukan untuk tujuan riya atau pamer, maka nilai ibadahnya akan hilang.
“Makanya ukuran ibadah itu enak, ukurannya adalah ikhlas, bukan hasil. Tapi kalau niatnya hanya ingin riya atau dipuji, maka ibadah itu terputus, abtar,” jelasnya.
Pesan UAH ini mengingatkan bahwa ibadah tidak selalu membutuhkan usaha besar atau waktu lama. Bahkan, tindakan kecil seperti minum bisa menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah jika dilakukan dengan adab dan niat yang benar.
Selain itu, UAH menekankan pentingnya berdoa dalam setiap aktivitas harian sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah, termasuk nikmat air yang sering kali dianggap sepele.
Editor : Zhafran Pramoedya