get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengalahkan Anxiety dengan Dzikir, Panduan Ustadz Adi Hidayat untuk Menenangkan Hati

Hadapi Kematian dengan Ikhlas, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Proses dan Persiapan dalam Islam

Minggu, 05 Januari 2025 | 12:30 WIB
header img
Ustadz Adi Hidayat. Foto: YouTube Adi Hidayat Official.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan mendalam tentang standar operasional prosedur (SOP) kematian yang menurutnya sangat penting dipahami oleh setiap umat Islam.

Kematian adalah kenyataan yang pasti dihadapi setiap orang, dan dalam perspektif Islam, ada banyak hal yang perlu dipahami mengenai proses ini.

Ustadz Adi Hidayat memulai penjelasannya dengan mendefinisikan SOP sebagai singkatan dari Standard Operating Procedure, atau dalam bahasa Indonesia, Prosedur Operasional Standar.

"SOP dalam konteks ini merujuk pada petunjuk operasional yang berkaitan dengan pemahaman tentang proses kematian menurut Islam," ujarnya, dikutip dari YouTube @Al-Baqarah. Minggu (5/1/2025).

Menurut Ustadz Adi Hidayat, memahami SOP kematian sangat penting untuk menghilangkan kebingungan yang sering muncul mengenai bagaimana kematian terjadi.

"Ketika ajal seseorang sudah dekat, sering kali banyak yang bingung mengenai proses kematian itu sendiri," jelasnya.

Ustadz Adi Hidayat kemudian mengutip ayat Al-Qur'an, Surat Al-A'raf, ayat 34, yang berbunyi, "Walikulli ummatin ajal," yang artinya, "Setiap umat memiliki ajal."

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap individu telah ditentukan ajalnya oleh Allah SWT, yang berarti setiap orang memiliki waktu tertentu untuk meninggal.

Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ketika ajal seseorang tiba, tidak ada yang bisa menunda atau mempercepatnya.

"Ajal adalah ketetapan yang tak bisa dihindari. Ketika waktunya tiba, kematian datang tanpa bisa ditunda," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kematian bukanlah kejadian yang tiba-tiba, melainkan sebuah proses yang melibatkan peran malaikat.

"Ketika ajal tiba, malaikat maut akan menjemput jiwa tersebut," ujar Ustadz Adi Hidayat, merujuk pada firman Allah dalam Surat As-Sajda, ayat 11: "Katakanlah: 'Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kalian dikembalikan.'"

Dalam proses kematian, tubuh manusia mengalami perubahan signifikan.

"Pada saat kematian, tubuh yang sebelumnya hidup akan mengalami perubahan. Proses ini dimulai dengan hilangnya tanda kehidupan atau tasydid. Ketika tasydid hilang, itulah tanda bahwa kematian telah terjadi," jelasnya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan lebih lanjut bahwa perubahan tanda kehidupan menjadi sukun (ketenangan) adalah hal yang perlu dipahami oleh orang-orang di sekitar yang meninggal.

"Saat seseorang meninggal, tasydid yang menunjukkan kehidupan akan berubah menjadi sukun, yang berarti kedamaian," ujarnya. Ini menjadi tanda bahwa jiwa telah meninggalkan tubuh.

Pemahaman tentang perubahan ini penting agar kita bisa lebih siap dan ikhlas menerima kenyataan bahwa kematian adalah bagian dari takdir Allah.

"Ketika orang meninggal, tasydid yang semula menunjukkan kehidupan berubah menjadi sukun, yang menandakan kedamaian," tambahnya.

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa kematian adalah suatu proses yang sudah diatur oleh Allah, dan tidak ada yang dapat menghindari atau memperpanjang hidupnya.

"Malaikat maut ditugaskan untuk mencabut nyawa. Setiap individu yang sudah ditentukan ajalnya pasti akan menemui kematian," tegasnya.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan umat Islam bahwa kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti.

"Kematian adalah awal dari kehidupan yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat," ungkapnya.

Sebagai bagian dari SOP kematian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa setelah kematian, amal perbuatan seseorang selama hidup menjadi penentu nasib di akhirat.

"Setelah kematian, amal kita akan menjadi perhatian utama. Ini yang akan menentukan tempat kita di akhirat," jelasnya.

Meskipun kematian adalah takdir yang tak bisa diubah, Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya persiapan dengan amal saleh.

"Bersiap menghadapi kematian berarti dengan beramal, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah," tuturnya.

Ia juga mengingatkan bahwa segala amal perbuatan yang baik selama hidup akan menjadi bekal kita saat dihadapkan pada hari akhir. "Apa yang kita lakukan di dunia ini akan menentukan tempat kita di akhirat," ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa dengan memahami proses kematian, kita akan lebih mudah menerima takdir Allah dengan lapang dada.

"Ketika kita sudah memahami bagaimana proses kematian, kita akan lebih mudah menerima takdir Allah dengan ikhlas," tandasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut