JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut merespons soal pendanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk para siswa melalui uang zakat yang dikeluarkan oleh lembaga Zakat, Infak, dan Shodaqoh (ZIS).
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai, pendanaan melalui zakat perlu dikaji lebih lanjut. Sebab, penerima dari uang zakat sudah ada kategorinya dalam aturan agama Islam.
"Zakat harus dikaji lagi yang nerima siapa dulu nih? Kalau dikhususkan untuk anak-anak miskin itu bisa, kalau umum dan untuk semua orang nah ini untuk zakat ini harus lebih hati-hati," ucap Gus Yahya di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Terkait perincian penerima zakat, kata Gus Yahya, pemerintah perlu mengkaji secara serius yang menjadi target penerima manfaat dari lembaga ZIS yang dibuat menjadi program MBG.
"Ini harus diterima oleh kelompok-kelompok spesifik yang di dalam wacana MBG sebagai asnaf yang menjadi target yang diperbolehkan menerima zakat," ungkapnya.
Selain zakat, Gus Yahya melihat adanya potensi dana yang dapat digunakan untuk membiayai MBG tersebut. Dia menambahkan, infak dan shodaqoh memiliki aturan yang lebih longgar ketimbang penggunaan uang zakat.
Gus Yahya menginstruksikan kepada Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Shodaqoh (LAZISNU) untuk ikut serta dalam mengembangkan program-program pemanfaatan dana yang tujuannya kurang lebih sama seperti MBG.
"Program-program peningkatan gizi untuk siswa jadi yang sekarang sudah kami order ke LAZISNU dan sedang dikerjakan oleh LAZISNU, design untuk memberikan gizi tambahan bagi siswa-siswa. Mungkin akan lebih murah dan tidak selengkap yang diagendakan pemerintah, tapi secara signifikan menambah asupan gizi bagi anak-anak sekolah," terangnya.
Saat ini, Gus Yahya sendiri telah mempelajari beberapa daerah yang merupakan daerah kerja yang produktif dari LAZISNU untuk memberi tambahan asupan gizi seperti susu, telur, dan kacang hijau.
"Tambahan gizi seperti itu bisa sangat memungkinkan," ujarnya.
Hingga saat ini, Gus Yahya mengaku masih berkomunikasi secara intens dengan pihak penyedia MBG, seperti dari Badan Gizi Nasional dan pihak pemerintah lainnya. Terlebih lagi, beberapa pesantren, kata Gus Yahya sudah dijadikan percontohan untuk pesantren-pesantren lainnya.
"Nanti ada dua area kerja yang bisa kita tangani, tentu pengadaan makan gratis itu sendiri, artinya masaknya (dan) membaginya kepada siswa dan santri. Dan juga (Penyediaan) mulai dari bahan-bahannya yang melibatkan UKM di lingkungan NU," tandasnya.
Untuk diketahui, wacana itu datang dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Najamuddin yang menilai dana pemerintah belum mencukupi untuk menjalankan program unggulan pemerintahan Prabowo.
Editor : Rizal Fadillah