Bojan Hodak Sesalkan Laga PSIS vs Persib Tanpa Penonton
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/01/25/7d8b4_bojan-hodak.jpg)
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - PSIS Semarang akan kembali melakoni laga kandang di Liga 1 2024/2025 tanpa penonton, saat menjamu Persib Bandung di Stadion Jatidiri, Semarang, pada Minggu (9/2/2025).
Kondisi ini disebabkan oleh kendala faktor keamanan serta adanya boikot dari suporter PSIS. Boikot ini muncul sebagai bentuk protes terhadap CEO PSIS, Yoyok Sukawi, yang diminta untuk mundur dari jabatannya.
Sebelumnya, PSIS juga sudah menggelar laga tanpa penonton ketika mereka kalah 1-4 dari Dewa United pada akhir pekan lalu.
Panitia penyelenggara (Panpel) PSIS mengungkapkan bahwa pemasukan dari laga kandang mereka tidak sebanding dengan pengeluaran yang mencapai Rp 180 juta.
Dalam laga sebelumnya melawan Persis, hanya ada 723 penonton yang hadir. Oleh karena itu, demi menutupi kekurangan biaya penyelenggaraan, klub memutuskan untuk kembali menggelar laga tanpa penonton.
Meski kondisi PSIS sedang memprihatinkan, Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, menegaskan bahwa ia tidak terpengaruh oleh situasi tersebut. Ia tetap menganggap PSIS sebagai tim yang kuat dan tidak bisa dianggap remeh.
"Mereka kalah dari Dewa United, tetapi di laga terakhir mereka kehilangan beberapa pemain. Sekarang mereka akan kembali dengan skuad penuh saat melawan kami. Mereka tim yang bagus dan terorganisir," ujar Bojan Hodak, dikutip dari laman resmi Persib, Jumat (7/2/2025).
“Mungkin mereka punya masalah di luar lapangan yang berdampak pada posisi mereka saat ini, tapi bagi saya mereka tetap tim yang sulit dihadapi. Apalagi, saat bermain di kandang, mereka selalu tampil agresif dan tajam. Ini akan jadi laga yang sulit. Pelatih mereka juga bagus, terlihat dari cara tim mereka bermain," tambahnya.
Terkait laga tanpa kehadiran suporter PSIS, Bojan Hodak mengungkapkan rasa penyesalan. Menurutnya, kehadiran suporter sangat penting dalam sepakbola.
"Saya tidak tahu. Saya selalu suka ada suporter. Bahkan jika mereka meneriaki kami, itu tetap bagian dari sepakbola. Tapi mungkin dalam kasus mereka, ini lebih karena alasan finansial dan keamanan," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya