get app
inews
Aa Text
Read Next : AHY Lakukan Pemancangan Tiang Pertama Kantor DPD Demokrat Jabar

DPMPTSP Jabar Ungkap Sebab Pengangguran Masih Tinggi Meski Investasi Rp251 Triliun

Selasa, 11 Februari 2025 | 14:05 WIB
header img
(kanan) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yuliastiani. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Jawa Barat mencatatkan realiasasi investasi sebesar Rp251 triliun pada tahun 2024. Angka tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Meski begitu, tingginya nilai investasi tersebut masih belum bisa menekan angka pengangguran terbuka di Jabar yang juga terbilang masih cukup tinggi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yuliastiani menilai bahwa hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tidak semua investasi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

"Investasi yang tinggi tentu dibarengi dengan kebutuhan tenaga kerja. Namun, tenaga kerja yang diperlukan harus memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan industri," ucap Nining dalam acara BEJA (Bewara Jawa Barat) Vol. 15, di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/2/2025).

"Banyak industri yang masuk ke Jawa Barat merupakan industri berbasis teknologi tinggi (high-tech) dan padat modal. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut," sambungnya.

Adapun faktor kedua yang juga sangat penting adalah karakter tenaga kerja. Menurutnya, karakter ini mencakup disiplin, etos kerja, serta kesiapan mental untuk bekerja di industri.

"Dunia industri memiliki tuntutan yang berbeda dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri," jelasnya.

Dengan tingginya investasi yang masuk, kata Nining, pihaknya perlu memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia sesuai dengan permintaan industri.

"Kita harus menyesuaikan kurikulum pendidikan, terutama di SMK dan lembaga pelatihan kerja, agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. Dengan adanya link and match antara pendidikan dan industri, maka tenaga kerja kita akan lebih mudah terserap," tandasnya.

Nining menilai, dengan investasi sebesar Rp251 triliun, tercatat ada sekitar 383.000 tenaga kerja yang terserap.

"Rata-rata, setiap Rp1 triliun investasi mampu menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja. Ini adalah angka yang cukup besar. Jika kita bisa memaksimalkan peluang ini, saya yakin tingkat pengangguran di Jawa Barat akan semakin berkurang," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya sedang menyiapkan SMK yang sesuai dengan data spasial yang dimiliki.

"Kami menyesuaikan pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan industri di setiap daerah. Misalnya, di Bekasi, kami melihat jenis industri yang ada dan sedang berkembang, lalu menyesuaikan program pendidikan di SMK agar selaras dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di sana. Hal yang sama juga kami lakukan di Karawang, Bogor, dan daerah lainnya," bebernya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengadakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

"Dengan demikian, akan ada keselarasan antara lulusan pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja industri (link and match)," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut