Pemkot Cimahi Serius Jadikan Cireundeu Jadi Kawasan Adat dan Konservasi Lingkungan

CIMAHI,iNews BandungRaya.id - Kawasan Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan bakal dijadikan kawasan konservasi adat, budaya dan lingkungan.
Keseriusan Pemkot Cimahi ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira saat berkunjung ke Kampung Adat Cireundeu untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Jumat (21/2/2025).
"Kami secara serius di peringatan HPSN ini mencanangkan Cireundeu menjadi pusat budaya, pusat adat dan pusat konservasi lingkungan dengan menanam bambu sebagai varietas utamanya," kata Adhitia di hari pertamanya berdinas sebagai Wakil Wali Kota Cimahi usai dilantik pada (20/2/2025) kemarin.
Ke depan, dirinya mengharapkan di kawasan Cireundeu terdapat sebuah kawasan terpadu, ada kawasan konservasinya, ada kawasan wisatanya dan ada kawasan pertaniannya.
Hal yang menjadi pembeda antara kawasan konservasi Cireundeu dengan kawasan Ecowisata Cimenteng yang sudah ada di kawasan Cimahi Utara, terletak pada skala luas lahan. Dimana kawasan konservasi Cireundeu memiliki skala yang lebih besar.
"Apalagi di kawasan Cireundeu ini sudah memiliki embrionya, yakni dengan adanya Kampung Adat Cireundeu yang tinggal dikembangkan," ucapnya.
Nantinya juga akan dibuat Leuweung Baraya (Bandung Raya) yang akan jadu hutan bersama kawasan di Bandung Raya sebagai kawasan konservasi. Untuk itu terkait kerja sama lahan seluas 45 hektare dengan pemerintah daerah tetangga sudah siap.
Pihaknya pun bakal membangun monumen peringatan untuk mengenang peristiwa longsor sampah TPA Leuwigajah yang menyapu dua kampung dan menewaskan 157 warga pada tanggal 21 Februari 2005 lalu.
"Insyaa Allah akan ada monumen perimgatan, tapi bukan hanya sekadar monumen yang memiliki kesan angker," ujarnya.
Selain itu, lanjut Adhitia, Cireundeu pun memiliki singkon sebagai tanaman unggulan yang tinggal dikembangkan. Sehingga pihaknya optimistis Cireundeu bisa jauh lebih baik dan berhasil ke depan.
Pihaknya berharap, pembangunan kawasan konservasi di Cireundeu mulai dari monumen peringatan, zona-zona untuk hutan bambu dan lahan pertanian bisa terealisasi tahun depan.
"Kita desain dulu dan tentu dengan melibatkan temen-temen budayawan yang ada di Cireundeu," tandasnya.
Sesepuh Cireundeu Abah Widi (62) menyatakan, tragedi TPA Leuwigajah harus jadi perhatian bersama.
Peristiwa pilu yang menewaskan 157 warga akibat longsoran sampah sepanjang 200 meter dengan tinggi 60 meter yang meluluh lantakan warga di Kampung Cilimus dan Kampung Pojok, harus jadi renungan generasi sekarang dan yang akan datang.
"Peristiwanya sangat mengerikan, itu bukan bencana alam melainkan kelalaian manusia akibat dari sebuah tempat penampungan sampah se-Bandung Raya," kata dia.
Sekarang, lanjut dia, bukan saatnya berbicara siapa yang salah dan tidak. Namun dirinya berharap ada pengelolaan yang lebih baik karena tanah ini milik pemerintah walaupun saat ini dimanfaatkan petani sebagai mata pencaharian mereka.
Ketika akan dijadikan agrowisata atau kawasan lahan konservasi semoga hal itu tidak hanya sekadar wacana melainkan bisa ditindaklanjuti lantaran bisa membuka lapangan pekerjaan bagi para petani.
Dirinya pun berpesan kepada siapapun yang berurusan dengan sampah harus dibenahi. Namun, di Kampung Adat Cireundeu pihaknya memiliki konsep pengelolaan sampah yang dinamakan 'Jarian' yang merupakan akronim Jaga, Lirik, dan Amankan.
"Mungkin bisa dibuat agrowisata atau mungkin disitu ada peternakan. Apa saja yang penting bermanfaat untuk masyarakat untuk menyerap tenaga kerja," ujarnya.
Sementara Ketua RW 10 Kampung Cireundeu, Cep Sutiyana menyambut positif wacana Cireundeu dijadikan kawasan konservasi lantaran bakal bermanfaat bagi warga sekitarnya. Semoga rencana itu pun bisa benar-benar terealisasi secepatnya.
"Dari dulu sampai sekarang wacana itu belum pernah terealisasi. Namun kali ini saya merasa senang lantaran pemerintah (wakil wali kota) langsung turun tangan dan peduli dengan Cireundeu," imbuhnya. (*)
Editor : Rizki Maulana