Unisba Luluskan 1.400 Wisudawan, Siap Beradaptasi di Era Teknologi dan Inovasi

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sebanyak 1.400 wisudawan Universitas Islam Bandung (Unisba) resmi diwisuda pada Wisuda Gelombang I Tahun Ajaran 2024/2025, Sabtu (22/2/2025). Wisuda kali ini berlangsung selama dua hari dan terbagi menjadi empat sesi.
Rektor Unisba, Edi Setiadi, menegaskan bahwa pelaksanaan wisuda kali ini berjalan sesuai regulasi akademik yang berlaku.
"Alhamdulillah, kita masih bisa menjaga keseimbangan antara jumlah mahasiswa yang masuk dan yang lulus. Dari sisi akademik, kita masih berada dalam aturan yang benar, tidak seperti beberapa perguruan tinggi lain yang terkena sanksi akibat pelanggaran akademik," ujar Edi Setiadi dalam pidatonya di Aula Utama Unisba, Sabtu (22/2/2025).
Tidak hanya itu, Edi juga mengungkapkan bahwa setiap proses akademik, termasuk Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan wisuda, selalu dilaporkan secara resmi.
"Dengan sistem ini, semuanya terdata dengan baik, termasuk kepemilikan PIN (Penomoran Ijazah Nasional). Kami selalu menyelesaikan urusan ijazah sebelum acara wisuda, sehingga saat mahasiswa mengambil ijazah, semuanya sudah terregistrasi dengan benar," ujarnya.
Prof. Edi juga mengingatkan para lulusan tentang pentingnya kemampuan adaptasi di tengah tantangan zaman yang terus berkembang. Menurutnya, generasi saat ini hidup di era disrupsi, yang membutuhkan fleksibilitas tinggi, baik dalam dunia kerja maupun sosial.
"Saya sering mendengar ada lulusan perguruan tinggi dari generasi Z yang menjadi ASN, tetapi ketika ditegur malah "pundung" (tersinggung). Hal seperti ini tidak bisa terjadi dalam dunia kerja. Maka, kemampuan adaptasi sangat penting, selain tetap mempertahankan jati diri masing-masing," tegasnya.
Dalam semangat keunisbahan, Edi menekankan pentingnya menjadi inovator. Lulusan Unisba diharapkan mampu menciptakan terobosan dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, sehingga tetap relevan di tengah dinamika masyarakat.
Untuk itu, Edi mengatakan bahwa Unisba selalu memperbarui berbagai aspek akademik, baik kurikulum, metode pembelajaran, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Inilah bentuk upaya membaca perubahan zaman.
"Saat ini, mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan gelar sarjana. Mereka harus memiliki kompetensi tambahan yang mendukung keilmuan mereka. Selain itu, kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi juga menjadi keharusan. Sekarang semuanya serba mudah secara teknologi, tetapi terkadang kehilangan jiwa," ujarnya.
Disamping itu, Unisba terus berupaya menyesuaikan sistem akademiknya dengan kebutuhan zaman, termasuk dengan menyediakan sertifikasi tambahan melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Unisba (LSPU).
Selain Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), sertifikat profesi ini diharapkan menjadi nilai tambah bagi para lulusan saat memasuki dunia kerja.
"Dengan adanya tambahan sertifikasi ini, kompetensi mereka semakin kuat, baik dalam bidang studi utama maupun kompetensi tambahan. Misalnya, ada mahasiswa yang memiliki latar belakang pesantren. Itu bisa menjadi nilai tambah bagi mereka dalam memasuki dunia kerja."
Dalam pidatonya, Prof. Edi Setiadi menyerahkan kembali para lulusan kepada masyarakat dengan harapan besar. Ia menegaskan bahwa kesuksesan bukan hanya soal menjadi pegawai negeri, melainkan berkontribusi dalam berbagai sektor dengan kompetensi dan akhlak yang baik.
"Kami berdoa agar mereka dapat berkontribusi di mana pun mereka berada, baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Jangan sampai ada anggapan bahwa kesuksesan hanya berarti menjadi pegawai negeri. Apa pun profesinya, kompetensi dan budi pekerti harus menjadi landasan utama bagi lulusan Unisba," tuturnya.
"Saya percaya bahwa mereka memiliki kompetensi yang luar biasa, dan insya Allah juga memiliki akhlak yang baik," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya