Dedi Mulyadi Ancam Tutup DP3AKB Jabar Jika Anak Jalanan Tak Diberantas

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menunjukkan ketidakpuasannya terhadap penanganan anak-anak jalanan di wilayah Jabar khususnya Kota Bandung.
Dedi pun mempertanyakan efektivitas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar dalam mengatasi permasalahan tersebut.
"Kenapa masih banyak anak-anak di perempatan, yang minta-minta, tidak sekolah, diperalat oleh orang tuanya? Kenapa dibiarkan?" tanya Dedi Mulyadi pada Sekretaris DP3AKB Jabar, Eva Fandora saat acara Halal bi Halal di halaman depan Gedung Sate, Selasa (8/4/2025).
Eva Fandora pun mencoba memberikan klarifikasi pertanyaan Dedi Mulyadi tersebut.
"Tidak dibiarkan Pak," ujarnya.
Namun, jawaban tersebut tidak memuaskan Dedi Mulyadi. Menurutnya, belum ada tindakan nyata yang signifikan dari DP3AKB Jabar.
"Ah enggak, tidak ada tindakan sampai sekarang, ngomongnya jangan administratif dengan saya teknis, kenapa dibiarkan? Kan Gubernur udah ngasih contoh, orang dibawa tuh sekarang sudah kerja jadi tukang sapu di Gedung Pakuan, lakukan itu," katanya.
Lebih lanjut, Dedi merasa malu dengan kondisi yang masih terjadi.
"Jadi kalau hanya kita kerja sama, kita ini, kita itu, gak akan selesai, malu pak, ada Dinas Pemberdayaan Perempuan, budak letik di kolong jembatan dianteup," ungkapnya.
Bahkan, Dedi memberikan ultimatum yang cukup keras. Dirinya mengancam akan menutup DP3AKB Jabar jika masih menemukan anak-anak jalanan.
"Kalau itu tidak bersih, saya tutup dinasnya, betul gak Pak Sekda? Kalau di Kota Bandung saja masih banyak anak-anak yang minta-minta, masih banyak anak-anak diperalat orang tuanya untuk mencari uang, dinasnya kita tutup aja," tegasnya.
Pertanyaan tersebut langsung ditujukan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman.
"Serius saya, betul gak Pak Sekda? Bapak malu gak sebagai pembina kepegawaian?" tanya Dedi.
Mendengar pernyataan tegas Gubernur, Sekda Herman langsung merespons.
"Malu Pak, langsung kami akan bergerak Pak!" janjinya.
Kemudian, Dedi pun memberikan instruksi konkret kepada DP3AKB Jabar.
"Hari ini kerjakan, seluruh pegawai Dinas Pemberdayaan Perempuan turun kebawah, ke masyarakat, ke lapangan, masing-masing bawa satu orang," ucapnya.
Dedi juga memberikan solusi sederhana namun dianggap efektif.
"Sederhana Pak, itu dijadiin tukang sapu selesai Pak, satu orang, walaupun memang belum tentu semuanya, minimal kan tidak malu, jadi saya kerjanya taktik tidak teoritis," jelasnya.
Dedi pun menekankan bahwa pola kerja DP3AKB Jabar tidak boleh lagi bersifat administratif, melainkan harus berupa aksi nyata di lapangan.
"Kerja pemberdayaannya gak boleh lagi administratif, aksi di lapangan, malu orang Jawa Barat masih aya nu di parapatan," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah