Unik! Jalan di Jantung Bandung Ini Ternyata Diambil dari Nama Pria Asal Betawi

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Saat asyik menyusuri jalanan Kota Bandung di sore hari, pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana asal-usul nama jalan yang dilalui? Ternyata, di tengah hiruk pikuk ibu kota Jawa Barat ini, tersimpan sebuah kisah menarik di balik sebuah nama jalan yang cukup populer: Jalan Naripan.

Banyak yang mungkin mengira nama jalan di pusat kota ini diambil dari nama pahlawan atau tokoh penting. Namun, kenyataannya jauh lebih unik. Jalan Naripan, yang membentang sepanjang 1,24 kilometer, justru diabadikan dari nama seorang pria asal Betawi sederhana yang berprofesi sebagai penyewa kereta kuda hias atau bendi, yang akrab disapa Bang Naripan.

Pada masa lalu, kawasan yang kini dikenal sebagai Jalan Naripan menjadi lokasi strategis bagi usaha penyewaan bendi milik Bang Naripan. Bendi kala itu merupakan simbol kemewahan dan menjadi pilihan transportasi bagi kaum bangsawan atau menak Bandung. Namun, tidak semua menak mampu membeli bendi dari perusahaan ternama. Inilah celah yang dimanfaatkan Bang Naripan dengan menyewakan bendi dengan harga yang lebih terjangkau.

Popularitas usaha Bang Naripan dan lokasi berjualannya yang strategis membuat namanya melekat di benak masyarakat. Orang-orang pun mulai menyebut kawasan itu sebagai tempat "di Naripan", merujuk pada sang penyewa bendi. Keakraban inilah yang akhirnya membuat nama Naripan menjadi penanda alami dan mudah diingat.

Seiring waktu, Pemerintah Kota Bandung secara resmi mengabadikan nama tersebut menjadi Jalan Naripan, mengikuti kebiasaan penyebutan yang telah lama berakar di masyarakat. Catatan sejarah ini terdokumentasi dalam "Sejarah Nama Jalan di Kota Bandung".

Kini, Jalan Naripan yang berada di Kecamatan Sumur Bandung tetap menjadi salah satu ruas jalan yang ramai dan menghubungkan berbagai kawasan penting di pusat kota. Kisah di balik namanya menjadi pengingat bahwa kontribusi warga biasa pun dapat menjadi bagian dari sejarah kota.

Jejak Bang Naripan, seorang kusir bendi sederhana, kini abadi dalam nama sebuah jalan, memperkaya mozaik sejarah Bandung yang multikultur. Melintasi Jalan Naripan kini bukan hanya sekadar perjalanan, tetapi juga napak tilas kisah seorang warga biasa yang namanya diabadikan oleh waktu.

Editor : Agung Bakti Sarasa