Seruan Ideologis di Hari Lahir Pancasila, Nico: Mereduksi Sejarah Khianati Perjuangan Rakyat

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Anggota DPR RI Komisi I Junico BP Siahaan menggelar kegiatan Diskusi Kebangsaan bertama "Setialah Kepada Sumbermu" bersama 30 Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan (PDIP) se-Kota Bandung di Rumah Makan Cibiuk, Buahbatu, Rabu (3/6/2025).
Diskusi dengan subtema "Kekuatan Kita Harus Tetap Bersumber Kepada Kekuatan Rakyat, Tetap Apinya Semangat Rakyat" itu digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada Minggu 1 Juni 2025.
Hadir narasumber akademisi sekaligus Wakil Ketua DPD PDIP Jabar Bedi Budiman serta anggota DPRD Kota Bandung M Sutaya.
Acara tersebut tidak hanya menjadi wadah silaturahmi antar kader, tapi juga refleksi mendalam atas arah bangsa di tengah transisi kekuasaan dan dinamika geopolitik global.
Diskusi menjadi ruang kritik dan otokritik terhadap keberlangsungan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini.
Nico, sapaan akrab Junico BP Siahaan mengatakan, momentum Hari Lahir Pancasila harus dijadikan kesempatan untuk mengevaluasi ulang komitmen nasionalisme, terutama menjelang transisi pemerintahan baru.
Anggota DPR-RI dari Dapil Jabar I ini mengatakan, isu penulisan ulang sejarah merupakan upaya dekomposisi sejarah bangsa, khususnya pada bab reformasi. Wacana menyebutkan fase reformasi tidak ditulis secara holistik sehingga sarat akan pergeseran makna perjuangan gerakan reformis.
"Selain itu, wacana pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional juga menuai polemik di ruang publik," kata Nico.
Nico menyatakan, sejarah tidak boleh direduksi apalagi dihapus. Penulisan ulang sejarah dengan mengaburkan fase reformasi adalah bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan rakyat.
Menurut Nico, Komisi I DPR RI harus menjadi ruang penyeimbang narasi kebangsaan dan diplomasi ideologi di tengah tensi geopolitik dunia.
Sementara itu, Dr Bedi Budiman melontarkan kritik tajam terhadap kondisi ekonomi-politik Indonesia. “Kita masih bangsa kuli dan menjadi kuli di antara bangsa-bangsa,” kata Bedi.
Bedi menyatakan, selama Indonesia belum berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi, dan berpribadi dalam kebudayaan, cita-cita keadilan sosial akan selalu menjadi ilusi.
"Arah perjuangan bangsa harus kembali pada prinsip Trisakti Bung Karno sebagai pondasi ideologis yang tidak boleh dikesampingkan," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi