Aktivis 98 Kecam Pernyataan Fadli Zon: Ingkari Luka Bangsa dan Khianati Sejarah

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Aktivis 98 mengecam pernyataan Fadli Zon yang menyebut tidak ada bukti pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998. Mereka menilai sikap dan pernyataan Fadli Zon itu mengingkari luka bangsa dan mengkhianati kebenaran sejarah,
"Kami, para aktivis reformasi 1998, menyatakan keprihatinan dan kemarahan atas pernyataan Fadli Zon yang menyebut bahwa tidak ada kasus pemerkosaan dalam tragedi kerusuhan Mei 1998," kata Ketua Presidium Perkumpulan Aktivis 98 Muhamad Suryawijaya.
Suryawijaya menyatakan, pernyataan Fadli Zon merupakan bentuk penyangkalan sejarah, pengingkaran terhadap derita para korban, serta upaya merusak ingatan kolektif bangsa atas luka yang belum sembuh.
Penting untuk diingat, ujar Suryawijaya, Presiden BJ Habibie dalam Pidato Pertanggungjawaban di Sidang Umum MPR pada 1999 secara tegas menyampaikan pengakuan atas terjadinya kekerasan seksual dalam tragedi Mei 1998.
Dalam pidatonya, BJ Habibie berkata "Huru-hara berupa penjarahan dan pembakaran pusat-pusat pertokoan, dan rumah penduduk tersebut bahkan disertai tindak kekerasan dan perundungan seksual, terhadap kaum perempuan, terutama dari etnis Tionghoa".
"Pidato Presiden BJ Habibie dalam Sidang Umum MPR, 1999 itu bukan sekadar opini, melainkan pengakuan resmi negara atas tragedi kemanusiaan tersebut. Pernyataan BJ Habibie selaras dengan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pemerintah, yang mengungkapkan bahwa terjadi kekerasan seksual sistematis selama kerusuhan terhadap perempuan, terutama dari etnis Tionghoa," ujar Suryawijaya.
Pernyataan Fadli Zon, tutur Suryawijaya, tidak berdasar dan menciderai proses panjang perjuangan para korban, keluarga korban, para aktivis HAM, dan reformasi yang sejak awal memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
"Pengingkaran seperti ini bukan hanya bentuk revionisme sejarah, tetapi juga bisa menjadi ancaman nyata terhadap semangat reformasi dan hak asasi manusia," tuturnya.
Karena itu, kata Suryawijaya, Perkumpulan Aktivis 98 mendesak Fadli Zon mencabut pernyataan dan meminta maaf secara terbuka atau memgundurkan diri dari jabatan Menteri Kebudayaan.
"Kami akan terus berdiri bersama korban, memperjuangkan kebenaran, dan menolak setiap bentuk pembungkaman dan pengingkaran sejarah," tandas Suryawijaya.
Editor : Agus Warsudi