Data Warga Jabar Diduga Bocor di Deep Web, Erwan Setiawan Langsung Ambil Langkah Cepat!

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kasus dugaan kebocoran data pribadi warga Jawa Barat kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, seorang peretas anonim dengan nama akun @DigitalGhostt mengklaim telah memiliki database berisi 4,6 juta data warga Jawa Barat dan menjualnya di forum gelap (dark web).
Wakil Gubernur Jabar, Erwan Setiawan, langsung merespons kabar tersebut dengan meminta tindakan cepat dari instansi terkait.
“Saya baru tahu tadi malam, dan langsung instruksikan Diskominfo Jabar untuk segera berkoordinasi dengan unit Cyber Crime Polda Jabar. Jangan sampai masalah ini dibiarkan atau semakin meluas hingga merugikan lebih banyak masyarakat,” ujar Wagub saat ditemui di Bandung, Minggu (27/7/2025).
Ia menambahkan, data yang diduga bocor mencapai sekitar 9 persen populasi Jabar, atau sekitar 4,6 juta warga. Namun, Erwan menegaskan bahwa jumlah tersebut masih berupa dugaan awal.
“Saya juga belum tahu persis bentuk kebocorannya seperti apa. Karena itu, saya tunggu laporan lengkap dari Diskominfo hari Senin. Kita harus bergerak cepat,” tegasnya.
Peretas Klaim Data Pribadi Dijual di Dark Web
Akun @DigitalGhostt, yang dikenal sebagai pelaku aktif jual beli data hasil peretasan, mengunggah informasi mengejutkan melalui platform X (sebelumnya Twitter) pada Rabu, 10 Juli 2025, pukul 16.33 WIB. Ia mengaku menjual database yang memuat nama lengkap, alamat, NIK, email, dan pekerjaan warga Jawa Barat.
Unggahan tersebut juga menyertakan tangkapan layar forum gelap tempat data itu ditawarkan, lengkap dengan logo resmi Pemprov Jabar, khususnya Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
"Halo masyarakat Indonesia (terutama Jawa Barat), mungkinkah data pribadi Anda ada di tangan saya? Di mana pertahanan sibernya? Apakah ia tertidur di atas tumpukan uang?" tulis @DigitalGhostt dalam unggahannya.
Sebagai catatan, akun @DigitalGhostt sebelumnya pernah dikaitkan dengan kasus kebocoran data Kementerian Pertahanan RI yang melibatkan 700 ribu individu, menjadikannya sebagai aktor berisiko tinggi dalam dunia peretasan.
Editor : Rizal Fadillah