get app
inews
Aa Text
Read Next : Bendera One Piece Bikin Heboh, Sekda Jabar Siap Kerahkan Satpol PP

Bendera One Piece Viral Jelang HUT RI ke-80, Simbol Kebebasan atau Sekadar Tren Populer?

Rabu, 06 Agustus 2025 | 08:04 WIB
header img

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, media sosial diramaikan oleh perbincangan tak biasa: bendera bajak laut dari anime One Piece menjadi viral. Tidak sedikit warganet yang secara bercanda menyatakan niat mereka untuk mengibarkan bendera karakter fiksi Luffy dan kru Topi Jerami, menggantikan bendera merah putih.

Bendera yang dimaksud adalah simbol kelompok bajak laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates) dalam serial manga-anime One Piece. Berwarna dasar hitam, bendera tersebut menampilkan tengkorak yang mengenakan topi jerami—ikon khas kapten mereka, Monkey D. Luffy. Di belakangnya, terdapat empat tulang yang bersilang diagonal.

Fenomena ini menuai pro dan kontra, namun banyak juga yang penasaran dengan arti di balik simbol tengkorak tersebut. Apa sebenarnya makna dari bendera yang kini ramai diperbincangkan?

Mengenal Simbol Jolly Roger di Dunia Bajak Laut

Dalam dunia nyata, bendera bajak laut dikenal dengan sebutan Jolly Roger. Mengutip Britannica, Jolly Roger umumnya berwarna hitam dan dihiasi tengkorak serta dua tulang bersilang. Sejarah mencatat bajak laut Prancis, Emanuel Wynn, sebagai salah satu pengguna awal simbol ini.

Setiap kelompok bajak laut memiliki versi bendera masing-masing sebagai bentuk identitas. Hal yang sama berlaku di dunia fiksi One Piece. Monkey D. Luffy, sebagai kapten Topi Jerami, memiliki versi Jolly Roger yang mencerminkan kepribadiannya: bebas, pemberani, dan tidak tunduk pada aturan yang dianggap mengekang.

Menurut Game Rant, Jolly Roger dalam One Piece sering kali dirancang berdasarkan sifat sang kapten. Karena itulah, bendera Luffy tampil unik dengan tambahan topi jerami—warisan dari tokoh legendaris Gol D. Roger, Raja Bajak Laut yang pertama.

Filosofi di Balik Bendera Luffy

Jolly Roger milik Luffy bukan sekadar penanda kelompok. Ia menjadi simbol perjuangan, kebebasan, dan cita-cita. Dalam narasi One Piece, Luffy mengejar gelar sebagai Raja Bajak Laut bukan untuk berkuasa, tetapi untuk mencapai kebebasan sejati. Maka tak heran, benderanya sering dimaknai sebagai lambang pemberontakan terhadap ketidakadilan atau tatanan dunia yang menindas.

Dalam konteks lokal, popularitas bendera ini bisa mencerminkan semangat generasi muda yang mendambakan kemerdekaan berekspresi. Sebagian bahkan menilai pengibaran simbol ini sebagai bentuk sindiran sosial terhadap realita yang dirasa jauh dari cita-cita kemerdekaan.

Asal-usul Topi Jerami yang Ikonik

Topi jerami dalam bendera itu bukan sembarang atribut. Topi tersebut pernah dikenakan oleh Gol D. Roger, lalu diwariskan kepada Shanks, dan kemudian diberikan kepada Luffy sebagai simbol harapan dan tekad. Luffy pun berjanji akan mengembalikannya jika berhasil menjadi Raja Bajak Laut.

Desain Jolly Roger awalnya dibuat Luffy sendiri dengan corak sederhana. Usopp, salah satu kru, kemudian menyempurnakannya menjadi versi yang kita kenal saat ini.

Bendera Bajak Laut Lain dalam One Piece dan Maknanya

Tak hanya kru Topi Jerami, kelompok bajak laut lain dalam serial ini juga memiliki bendera khas yang mewakili karakter masing-masing:

  • Red Hair Pirates: Menampilkan tengkorak dengan tiga luka, menggambarkan bekas luka Shanks. Terdapat dua pedang, melambangkan keahliannya.

  • Whitebeard Pirates: Didominasi oleh simbol kumis khas Shirohige dan tengkorak yang tampak tersenyum dingin.

  • Big Mom Pirates: Desain nyentrik dengan elemen yang menonjolkan dominasi dan kekuasaan sang kapten, Charlotte Linlin.

  • Blackbeard Pirates: Mengusung tiga tengkorak dan delapan tulang, diyakini menggambarkan kepribadian sang kapten yang kompleks dan misterius.

Antara Hiburan, Identitas, dan Aspirasi

Fenomena bendera One Piece yang viral jelang perayaan HUT RI ini menunjukkan bagaimana budaya populer bisa memengaruhi cara generasi muda mengekspresikan diri. Di satu sisi, ini bisa dipandang sebagai bentuk kecintaan pada karya fiksi. Namun di sisi lain, bisa juga menjadi refleksi sosial atas keinginan untuk kebebasan, keadilan, dan keberanian menghadapi ketidakpastian masa depan.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut