Keren! Inovasi Kampus Dorong Wisata Halal Indonesia Masuki Era Digital
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Industri wisata halal kini bukan sekadar tren, melainkan motor pertumbuhan ekonomi global dengan nilai yang diproyeksikan menembus 300 miliar dolar AS pada 2028.
Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memegang peran strategis. Namun, kontribusi wisata halal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih di bawah potensi maksimalnya.
Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan sektor ini baru menyumbang sekitar 10 persen dari total devisa pariwisata. Padahal peluang pasar domestik dan internasional jauh lebih besar.
Kesenjangan antara potensi dan kontribusi inilah yang memantik tim peneliti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Telkom University melakukan riset mendalam untuk menemukan instrumen akademik penunjang wisata halal.
Dipimpin Dr. Asep Miftahuddin, tim ini terdiri dari akademisi muda UPI dan Telkom University. Hasilnya adalah HalalBot, sebuah chatbot pintar berbasis deep learning yang dirancang membantu wisatawan muslim menemukan layanan halal dengan mudah, aman, dan terstandar.
“Melalui HalalBot, wisatawan muslim dapat merencanakan perjalanan dengan tenang, penuh keberkahan, sekaligus mendukung konsep smart tourism,” ujar Dr. Asep Miftahuddin di UPI, Kota Bandung, Selasa (16/9/2025).
HalalBot mampu menyusun itinerary perjalanan halal, merekomendasikan restoran bersertifikat halal, hingga memberikan pilihan hotel ramah muslim, semuanya berbasis interaksi real-time. Aplikasi ini dibangun dengan React JS untuk frontend, Express JS terhubung API ChatGPT untuk backend, dan MySQL sebagai basis data, sehingga menghadirkan percakapan pintar yang responsif.
Bagi Dr. Asep, HalalBot bukan sekadar proyek teknologi, melainkan bentuk kontribusi akademik untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat muslim.
“Wisata halal bukan hanya labelisasi makanan atau hotel, tetapi soal membangun kepercayaan global bahwa Indonesia serius menyiapkan ekosistem pariwisata sesuai syariat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa jika Indonesia lamban mengadopsi teknologi, peluang besar bisa direbut negara lain. Malaysia, Thailand, bahkan Jepang telah lebih dulu menggarap branding wisata halal dengan dukungan digital.
Kolaborasi riset ini pun mendapat dukungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. “HalalBot selaras dengan strategi pemerintah memperkuat layanan wisata halal yang inklusif, baik untuk pasar domestik maupun internasional,” kata Rispiaga, Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparbud Jabar.
Dengan fondasi riset, data, dan inovasi teknologi, HalalBot menjadi simbol bagaimana pariwisata halal Indonesia bukan hanya mengikuti tren, tetapi siap memimpin arus industri wisata global dengan mengedepankan sains dan keberlanjutan.
Editor : Rizal Fadillah