Melanjutkan Spirit Remy Silado, Komunitas 23761 Usulkan Seniman Ini Jadi Pahlawan Budaya

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID -- Spirit Budayawan Remy Silado masih sangat terasa kuat di Kota Bandung. Dalam memperingati seribu hari wafatnya sastrawan, pelukis, dan budayawan besar Indonesia Remy Sylado, Komunitas 23761 Indonesia akan menggelar rangkaian acara seni dan diskusi bertajuk “Kegiatan Pameran Seribu Hari Remy Sylado: Perjalanan Meraih Kesenian di Bandung”.
Acara ini menjadi bentuk penghormatan kepada sosok multitalenta itu sekaligus upaya mengusulkan Remy Sylado sebagai Pahlawan Nasional di bidang kebudayaan dan kesenian.
Ketua Komunitas 23761 Indonesia, Eleonora Moniung, SH, MH, yang juga keluarga almarhum, menjelaskan kegiatan 1000 hari wafatnya Remy Silado akan berlangsung selama bulan November di Kota Bandung.
Acara akan dimulai dengan diskusi pendahuluan pada 7 November 2025 di SUGU Cafe, dilanjutkan dengan pameran utama di Galeri Tea House Taman Budaya Jawa Barat (Dago) pada 22–29 November 2025.
Eleonora mengatakan, acara ini bukan hanya mengenang, tapi juga merayakan warisan intelektual dan seni dari almarhum Remy Sylado. "Kami ingin mempertemukan para seniman senior dan generasi milenial yang mengagumi karya-karya beliau,” ujar Eleonora, di Bandung, Senin (13/10/2025).
Eleonora menuturkan kegiatan ini dirancang sejak tahun lalu. Semula direncanakan di Jakarta, namun akhirnya diputuskan kembali ke Bandung sebagai kota yang menjadi titik awal perjalanan sang seniman besar.
"Remy Sylado itu berangkat dari Bandung. Di sinilah awal kariernya dimulai, dari Teater Remy Sylado di YPK, lalu menjadi redaktur majalah yang sempat booming di masanya,’’ ujarnya. Eleonora, yang juga keponakan Remy Sylado menjelaskan, alasan memilih rumah keluarga di kawasan Hegarmanah, karena sebagai titik awal gerakan komunitas ini.
“Rumah ini legend. Dari sinilah karier paman saya dimulai. Banyak saksi hidup dari masa itu yang masih bisa bercerita tentang bagaimana semangat kreatifnya tumbuh,” ucapnya.
Kegiatan 7 November diawali diskusi edukatif bertema hak cipta dan seni, dengan menghadirkan pakar hukum dan tokoh budaya. Salah satunya adalah profesor penyusun Undang-Undang Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan HAM, serta sastrawan Yesmil Anwar, yang juga anggota Teater Remy Sylado.
“Kami ingin mengangkat etika hukum dan seni. Dua hal ini sering bersinggungan, tapi belum banyak dipahami para pelaku seni muda,” tutur Eleonora.
Selain itu, akan hadir juga Dr Benny Matindas, seorang filsuf yang dikenal dekat dengan Remy Sylado. Ia akan berbagi pandangan tentang sisi visioner Remy yang kerap melampaui zamannya. Sementara itu, pameran lukisan karya Remy Sylado akan digelar juga pada 22 November 2025 di Taman Budaya Dago.
Semula, pameran ini dijadwalkan bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, namun dipindahkan karena lokasinya masih dalam proses perbaikan.***
Editor : Ude D Gunadi